Hujan Darah Mengikat Jiwa
  • Reads 623
  • Votes 75
  • Parts 1
  • Reads 623
  • Votes 75
  • Parts 1
Complete, First published Jun 03, 2022
[Contoh resmi fanfiksi S-Savers Contest: Banjir TomatCeri 2022] 
Hujan Darah Mengikat Jiwa by zhaErza
Prompt #51

Sakura dan Sasuke adalah pasangan ideal yang diimpikan teman-temannya, tentu saja ia sangat setuju dengan hal itu. Apalagi Sasuke sangat mencintai, melindungi dan bahkan seperti rela mati demi dia. Namun, kejadian demi kejadian terlalu janggal. Sasuke terkadang menatap dengan panangan keji, kadang pula menyergap dan mencekiknya sehingga ia hampir mati, kemudian Sasuke akan berlutut semalaman di samping ranjang Sakura, dan memohon maaf dengan sorot mata mencerminkan rasa takut terlalu nyata, hancur, dan kalut. 

Mereka saling mencintai, tetapi Sakura pula semakin curiga, muncul pikiran hampa karena sampai sekarang ia kehilangan semua ingatan. Sesuatu berbisik di telinga, membuatnya menolehkan kepala, menatap seorang pria misterius yang wajahnya mirip dengan Sakura, ia kehilangan kesadaran, kemudian semua kembali bagai sebuah tembok pembatas yang telah dihancurkan. 

...

"KAU AKAN RELA MATI UNTUKKU! KAU HANYA AKAN MATI UNTUKKU!" Teriakan keluar dari tenggorokan Sakura. Di malam hujan darah, ia memeluk seseorang dengan tatapan kacau dan hancur, dan tidak jauh di hadapannya berdiri Uchiha Sasuke yang memandangi dengan sorot mata sebeku salju.
All Rights Reserved
Sign up to add Hujan Darah Mengikat Jiwa to your library and receive updates
or
#40sasukesakura
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Serena'de cover
1004 [✔] cover
Kisah Tak Sempurna [Segera Terbit] cover
Anazítisi [END] cover
THE AENOM SAGA : Born Shine √ cover
SEE YOU AGAIN [Fanfiction] ✔ cover
Duke's Grip cover
S2: After Engagement cover
ALGHAVI (S1) || REVISI cover
The Last Mission ✔️ cover

Serena'de

111 parts Ongoing

Mayor Teddy menyebut Diajeng Serena sebagai Ratu 1001 Modus. Dua tahun terakhir menjalin hubungan tanpa status tak membuat Teddy menjawab soal kepastian. Lewat tuts piano setelah pertengkaran mereka kala itu, Serena menyuarakan perasaannya. Tentang sakitnya, tentang kecewa dan tentang ikhlasnya. Serena pernah meminta Teddy mempersembahkan satu lagu untuknya yang ia abaikan, tapi kala itu tanpa diminta Teddy menekan tuts piano demi Serena.