"Satyaaa!!!" Maura berteriak dari pintu kelas lalu berlari masuk. Merasa dipanggil, Satya menoleh. Kaget dengan sikap Maura yang panik.
"Kenap-"
"Gawat!! Itu...SMA 36...nyerang...sekolah kita...tawuran!!" Maura berusaha menyampaikan informasi sambil ngos-ngosan efek berlari dari pintu gerbang sampai kelasnya dilantai 2.
Tanpa berkata-kata Satya mengeluarkan ponselnya lalu menelepon seseorang.
"Wan, panggil anak-anak sekarang. Kumpul di belakang sekolah. Cepet!" Satya menutup telepon.
Beberapa murid kontan panik dan takut mendengar berita dari Maura. Walaupun bukan pertama kalinya SMA Wacana diserang, tetap saja menakutkan. Bahkan SMA Wacana sudah kehilangan dua nyawa muridnya saat terjadi tawuran demi menyelamatkan sekolah.
Satya mendekatkan wajahnya ke Maura sambil memegang kedua lengannya. "Ra, suruh teman-teman untuk tetap dikelas. Jangan coba-coba keluar walaupun cuman ke halaman. Bahaya." pesan Satya sebelum dia berlari ke belakang sekolah. Maura hanya mengangguk mengerti. Dia sudah paham. Kalau terjadi seperti ini, dia hanya perlu melaksanakan perintah Satya. Satya mempercayainya. Karna mungkin sebagai teman sebangkunya, bahkan bersahabat baik dengan Maura sejak masuk SMA. Meskipun Satya sering terlibat tawuran dan masuk dalam blacklist sekolah, Maura mau berteman dan bersahabat. Yang lain malah menjauhi Satya dan menganggap Satya itu menakutkan.
Keadaan sekolah menjadi mencekam. Padahal sebentar lagi bel pulang berbunyi. Mungkin semua akan ditahan sampai tawuran ini mereda.
Maura segera menutup pintu kelas. Semuanya menatap Maura dengan cemas. Maura tersenyum tipis, sama cemasnya dengan mereka.
"Jangan panik dan takut. Kita bakalan aman kok."
"Dia pacaran sama salah satu guru di sekolah kita. Dan sering main ke rumah guru itu, bahkan berteman baik sama anak gurunya. Adek lo," ungkap Antala.
Sergio diam sesaat.
"Ha? Gimana?"
"Dia pacar Pak Damian, bokap lo."
Poker Face boy VS Girl Bos
×××
Update setiap hariii!!