Batas Akhir [END]✓
  • Reads 116,737
  • Votes 8,984
  • Parts 50
  • Reads 116,737
  • Votes 8,984
  • Parts 50
Complete, First published Jun 06, 2022
1 new part
"Pada akhirnya, gue kalah dari semesta."

Disaat dirinya mati-matian berjuang, namun semesta justru menolak, menyuruhnya untuk menyerah. Lantas apa yang akan Fabio lakukan? Tetap berjuang hingga semesta menerimanya, atau memilih untuk menyerah seperti apa yang semesta suruh. Lagipula apalagi yang akan Fabio nantikan dari semuanya jika apa yang selama ini dia perjuangkan sudah hancur, itu semua lebih baik dirinya memilih menyerah saja bukan? Tidak ada yang perlu diperbaiki lagi. Tapi akankah Fabio berteguh dengan keputusan nya itu?

Amazing cover by bintangart
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Batas Akhir [END]✓ to your library and receive updates
or
#240indonesia
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
KARAFERNELIA  cover
Devaldo ✔ cover
Different Twins [END]✓ cover
-END-  Married To The Male Lead's Paranoid Uncle  cover
TRANSMIGRASI (GXG) cover
NAUFAL MIRZA  cover
Garis Semesta | END cover
Devandra ✔️ cover
P A T E R ? [Terbit] cover
Juan [END] cover

KARAFERNELIA

5 parts Ongoing

Cerita ini menggambarkan perjalanan emosional Bryan dan Alesha serta dampaknya pada anak-anak mereka, menggambarkan kebahagiaan di tengah kesedihan dan harapan untuk masa depan. .... Raka berdiri di tengah kamar, wajahnya merah dan napasnya memburu. "Lu mending keluar dari kamar gue sekarang juga! Lu cuma ganggu gue, tahu nggak? Bicara yang penting-penting aja, jangan cuman bikin ribut!" ujarnya dengan emosi memuncak. Bian, yang sudah lelah dengan suasana tegang, menjawab dengan nada kesal, "Biasa aja napa sih? Iya, iya, gue keluar. Gue nggak akan ganggu lo lagi." Dengan geram, Bian membuka pintu dengan keras dan menutupnya sampai bergetar. Kamar itu kini hening. Raka berdiri diam, meresapi kesunyian yang menggigit. Di sudut kamar, dia membiarkan air mata menetes perlahan, wajahnya tersembunyi di balik tangan. Dalam isak tangisnya, dia berbisik, "Gue nggak benci, gue cuma kangen. Gue pengen banget ngerasain pelukan dari sosok ayah, tapi dia udah punya keluarga sendiri, jadi gue nggak bisa ganggu dia." Raka merasa frustasi dan terpuruk, merasakan setiap detik beratnya kepergian dan kekosongan yang ditinggalkan. Seperti jejak langkah yang meninggalkan bekas, kenangan itu terus menghantui dan menyisakan luka dalam hati.