Rayya, gadis yatim piatu lulusan aliyah yang mendekam dalam pondok pesantren selama tujuh tahun, entah mengapa bisa terpikat pada Sakti. Seorang pria rupawan yang sama sekali tidak memiliki ketertarikan pada lawan jenis. Menyadari ketulusan cinta Rayya padanya, serta rasa kasih sayang yang besar pada sang ibu, Sakti berusaha untuk kembali menjadi pria normal. Perjuangan keduanya pun dimulai dengan berbagai cobaan, kadang membuat Rayya dan Sakti ingin menyerah. Seumur hidupnya, Rayya, gadis cantik dan cerdas yang menjadi idola di pondok pesantrennya dulu, tidak pernah membayangkan, bahwa ia akan bersaing dengan seorang pria untuk memenangkan pria pujaan hatinya. Iya, Rayya harus bersaing dengan Bara untuk mempertahankan Sakti. Hubungan Sakti, Rayya dan Bara bukan hanya rumit tapi juga penuh intrik. Ditambah kehadiran Zidan yang juga jatuh cinta sejak dulu pada Rayya. Keteguhan hati Sakti untuk ber-hijrah, dan keikhlasan serta ketulusan cinta Rayya, sangat diuji. "Mulai saat ini, aku akan memanggilmu, Ukhti. Tuntun aku mendekat kembali pada Allah, dan ajari aku untuk bisa mencintaimu." Rayya hanya bisa menganggukkan kepala tanpa membalas tatapan Sakti. Air matanya jatuh perlahan. Ia tidak tahu, apakah sanggup membantu pemuda yang ia kasihi itu untuk ber-hijrah, di tengah kerumitan hati mereka, yang semakin tidak ia mengerti.