Menjadi pengantin dari kerajaan yang wilayahnya telah ditaklukkan bukanlah keinginanku. Lantas bagaimana jika kerajaan yang aku masuki ini belum memiliki pewaris untuk mengisi kekosongan tahta selanjutnya? "Yang mulia, jika ratu pertama tak memiliki pewaris bagaimana mencobanya pada ratu kedua?" tawar seorang perdana menteri yang usianya bahkan sudah seperti tuanya bangunan istana. Raja yang mendengar itu langsung bangkit dan menarik pedangnya. "Berani sekali kau merendahkan ratuku hanya demi pewaris," tekan sang raja pada menteri itu, jangan lupakan sebilah pedang yang ia tempelkan dilehernya. "Ampun yang mulia," ucap perdana menteri itu dengan gemetar. "Bagaimana pewaris bisa lahir di rahim wanita yang berbeda kepercayaan dengan kita," jawab sang raja sambil mentap tajam ke bilik wanita.