Izinkan saya mengagumimu, Gus. Boleh? Meskipun nanti tidak akan pernah menjadi satu. Langkahnya terhenti, diam terpaku. Bibirnya ingin sekali menyuarakan segala resah dari relungnya yang merasa tak diperlukan adil oleh keadaan. Dia tak meminta rasa itu hadir. Jika dia menyemogakan yang terbaik, lantas kenapa tinta yang tertoreh di lembar kehidupannya tak bisa mencoret nama laki-laki itu, Gus Zain. Bersinggungan dengannya di rotasi kehidupan cukup menyesakkan bagi Ahwa. Merasakan sendirian, lalu dihakimi lancang mengagumi. Dia ingin pergi. Terlepas dari segala ekspektasi, menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran tentang di taraf mana dirinya berada. Sungguh, Ahwa ingin merutuki hatinya sendiri. Terlalu tinggi terbang, padahal tempatnya bukan di atas. Di sana hanya terombang-ambing bersama hujan. • Karya kolaborasi @NajwaFaizah146_ dan @aniaputrisyahrani
45 parts