Seni Derita
  • Reads 17
  • Votes 12
  • Parts 3
  • Reads 17
  • Votes 12
  • Parts 3
Ongoing, First published Jun 17, 2022
❝Seni menyakiti diri dengan mencintai seseorang yang tak pernah bisa dimiliki.❞



_________________
_________________


Perihal cinta bertepuk sebelah tangan atau cinta setengah hati, itu semua sudah Jia rasakan. Bahkan, hingga akar terdalamnya. Sampai rasa lelah mendera raga dan batinnya perlahan-lahan. Tidak pernah ada rasa manis sebuah asmara di masa putih abu-abunya.

Jia suka Harsa, tetapi Harsa tak sebaliknya. Empunya justru menghindar dari asmaraloka yang dicipta oleh Jia. Harsa hanya terus diperbudak oleh egonya, sampai pada akhirnya ia lupa kemana hatinya jatuh? Dan penyesalan itu tiada henti memburunya hingga rasa kehilangan menggorok ketegarannya.




Seni Derita, 2022


start : 05 November 2022
end : ....

-haruto lokal fanficton
-other


©ainasakha
All Rights Reserved
Sign up to add Seni Derita to your library and receive updates
or
#484teume
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
He Fell First and She Never Fell? cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
The Qonsequences cover
Little Dumplings cover
Kisah Tak Sempurna cover
After Graduation cover
Rafa  cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.