"So' mau ngehukum! Anda siapa?! Guru? Hakim? Aparat negara?!!" Sentakan menggema itu adalah peringatan dari Ara. Aura sekitar seketika mencekam membuat bulu kuduk meremang.
"LEPASIN BANGS*T!!" Gavi meronta sekuat tenaga, tapi berkutik sedikitpun juga tidak berhasil.
"Keluarin dong tenaganya!! Masa gini doang gabisa gerak?!" Lalu berdecak dan membuang nafas kasar. "Ah jadi ngegas gue gegara lo."
"Wau, impresif, Fin.." Bisik kagum Eve diangguki Daffin.
"Atlet tedo Gemstone loh itu. Mengkaget gue."
Kira kira begitu, intinya mereka sama sama melongo.
"ANJ*NG!!!" Masih meronta keras yang tidak ada pengaruh apapun. Padahal Ara tidak terlihat memakai banyak tenaga. Bahkan seperti biasa, santuy.
"Gue bisa tebak-eh ralat, gue mau bilang satu fakta-kalau lo punya hubungan yang ga baik 'kan, sama ortu lo?"
Benar.
Ketiga saksi tercengang termasuk pemerannya yaitu Gavian yang tubuhnya sudah mematung.
"Oh bener ya? Ga maksud ngingetin ke masalahnya sih, tapi lebih ke kesadaran lo aja. Gue baik kan? Sama sama.."
"Btw, disini ga ada anjing, adanya meong. Kalo bangsat, temen lo juga suka maling pulpen." Diambilnya kotak obat, diberikan pada Keen yang kebetulan posisinya paling dekat.
"Mananya yang luka?" Gumam Eve terheran.
"Hati." Sahut Ara sekenanya.
"Hah?"
"Otak dia tapi hijrah ke dengkul, Ev."
"Serem cuy. Gue mau ngefans ke Ara tapi takut di-unpren Gavi, Daff. Gimana ya?"
"Kita backstreet aja, Ve,"
"Demi batman mualaf, OGAH. Gua masih lurus Fi, sorry!"
⚠️WARNING⚠️
📌Cerita ini mengandung:
- Misteri
- Kekerasan🐛
- Bahasa kasar🗣️
- Adegan berbahaya⚔️
- Adegan dan penampakan sensitif (seperti gore, darah, dll)☠️
- Kebengekan? Let's see aja laa
- Adegan meng-baper tapi mungkin ga banyak, karna ini berurusan sama manusia badass dan inti ceritanya bukan uwu-uwu hehe..
Yang punya niat plagiat dimanapun dan gimanapun, ingat, Tuhan Maha Melihat, Maha Adil..
Dan yang mau join,
Wellcome and happy enjoy🤗
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan