Standar cantik yang orang percaya adalah sebuah hal paling bodoh didunia, mereka berkampanye menolak tapi tetap menerapkannya. Ada yang bilang kalau "Jika kamu terlahir cantik, maka sebagian beban hidupmu hilang" sepenting itulah penampilan di mata orang bahkan lebih penting dari sikap.
Stereotype kecantikan katanya harus kulit putih bersih, hidung mancung, rasio wajah yang sempurna, tubuh tinggi sexy bak jam pasir. Itu yang orang-orang percayaai, bahkan mungkin kalian juga!
Menjadi fangirl membuat Lia mengenal beauty standard yang menurutnya dapat mengubah pandangan orang tentangnya, rasa kagum lama-kelamaan berubah menjadi obsesi. Ingin kurus langsing, kaki jenjang, pipi tirus, kulit mulus bak Idol KPop. Keinginannya itu mendorongnya melalukan diet ekstrem juga excersize berlebihan. Bukan cantik tapi depresi manjadi result yang ia dapatkan.
Namun, pertemuannya dengan Sean si pria paling pengertian di muka bumi menjadi titik balik dalam hidupnya, menjadi awal dalam halaman baru untuk lebih mencintai dirinya dengan lebih baik. Perlahan membuang stereotype kata CANTIK yang tertanam dalam otaknya.
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-