Usai mengetahui perselingkuhan sang suami, Jiya memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya. Menjadi tulang punggung keluarga kecilnya, serta naungan satu-satunya bagi sang buah hati tercinta, Jiya harus berdiri kuat agar tak goyah. Tekanan yang lurus menghantamnya, membuat tekadnya untuk angkat kaki dari tanah kelahirannya semakin bulat. Bagaimana pun, Jiya harus terlepas dari bayang-bayang pernikahan, terutama sang mantan suami yang masih menginginkan putra kecilnya.
Kota pinggiran Jawa Timur, salah satu kota di Indonesia yang belum pernah Jiya kunjungi. Keputusan membawa putra kecilnya untuk membuka lembaran baru di kota kecil tersebut, menjadi gerbang pembuka bagi Jiya sebagai single parents di usia 27 tahun. Kebahagiaan putranya adalah hal terpenting baginya. Jiya akan tetap berada di sisi putra kecilnya, meski sosok ayah sang buah hati berusaha mengambil putranya. Meski dihadapkan oleh cinta seseorang di tanah baru, Malik-putra manisnya, tetap menjadi pengisi hatinya paling utama. Dan di sana, Jiya bertemu dengan orang-orang baru dengan latar belakang mereka yang beragam.
Ilustration cover by Pinterest : nabhanabdullatif | Tumblr
Dia selalu menjadi korban dan kenapa dia yang selalu disalahkan? Bahkan kini dia harus menerima perjodohan super gila. Mana janji Papa yang akan mencarikan pria baik? Kenapa Papa menjodohkannya dengan orang tak dikenal? Sebegitu burukkah Sayla di mata Papa? Ah, tentu saja. Bagi mereka semua ini salah Sayla. Mereka hanya percaya kepada hal yang mereka inginkan untuk dipercayai. Mereka tidak tahu betapa tertekannya Sayla selama ini merindukan anak yang selama sembilan bulan ia kandung. Belum cukupkah hukuman untuk Sayla sehingga Papa menambah dengan perjodohan?