⚠️ PERHATIAN: Update tidak ditentukan waktu ⚠️
Asano Gakushuu, sosok lelaki bermata violet tajam yang memiliki segudang prestasi. Murid kelas A terbaik, termasuk dalam golongan teratas yang merendahkan kelas E di sekolah Kunugigaoka. "Kelas A adalah superior, entah itu dari segi akademik, prestasi, dan lainnya." Dengan prinsip itu, ia akan melakukan apapun untuk menjadikan golongannya terdepan. Namun, kini prioritasnya terganti sejak sosok adik satu-satunya beralih ke kelas buangan.
Selain mengunggulkan kelas A, target Asano mulai menambah dengan melindungi sang adik dan mencari rahasia yang disembunyikan sosok kepala sekolah, Asano Gakuhō, terkait kelas rendahan tempat adiknya ditempatkan di sana. Asano terjerat, tapi memang itu gaya hidup pilihannya.
Akabane Karma, sosok lelaki bersurai merah pirang yang menyimpan segudang senjata. Murid kelas E terbaik, termasuk dalam golongan bawah yang menentang kelas A di sekolah Kunugigaoka. "Jika kau tidak menyukaiku, bunuhlah aku. Sampai hal itu terjadi, diamlah dan ratapi nasibmu." Sederhana, tapi di sini Karma tidak menyukai dirinya sendiri semenjak insiden pembelaan korban buli. Lalu, apa perlu ia membunuh dirinya sendiri? Yah~ tidak perlu, karena sosok Guru di kelas E membuat hari-hari pembunuhannya menjadi lebih baik.
Selain membela korban buli, target Karma mulai menambah dimulai dengan melepas jeratan sang ayah pada kakaknya, Asano Gakushuu, dan membunuh sosok guru yang membuat hari-harinya menjadi lebih baik. Ini menyenangkan, tidak setiap hari kita bisa membunuh dengan rasa bungah.
Memiliki saudara apalagi sesama lelaki sangat menyusahkan, bertengkar adalah ritual biasa setiap hari. Namun, kondisi mereka sedikit unik. Mengapa? Karena hanya mereka berdua (?) yang tahu bahwa mereka terikat darah. Sayang gak sayang, mau tidak mau harus diakui: "Kita adalah adik-kakak."
"Kegiatan apa yang asik dari huruf B?"
Asano pasti menjawab, "Belajar."
Karma tentunya merespon, "Bunuh."
Wang Yibo memfokuskan jiwa dan raganya hanya pada militer. dalam benaknya, tidak ada sedikitpun keinginan untuk mencari pasangan apalagi untuk menikah dan memiliki keluarga.
akan tetapi, orang tuanya tentu mencemaskan tentang kehidupan sang putra. maka, tanpa sepengetahuan dari pria itu, mereka mencarikan pasangan nikah untuknya.
"aku tidak akan menikah." tegasnya menolak kehendak sang ayah.
"baik. jika begitu, aku juga tidak ingin menjalani operasi." pria paruh baya itu mengancam dengan nyawanya.
"aku akan menikah." meski enggan ia tidak ingin main-main dengan nyawa ayahnya.