"Lo lupa sama gue?" tanyanya mendominasi. *** "Jangan dekat - dekat sama Shafa!" *** "Gue suka sama elo beneran Shaf, Lihat gue sebagai cowok. Jangan cuma sebagai teman lo, Shaf." *** "Lo selalu cantik Shaf" *** "SHAF! ADA KABAR GEMBIRAAAAAA!" Andrew berlari dari ujung koridor ketika bertemu dengan Shafa. Setelah jarak mereka sangat dekat, ia mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya. "apa?" Jawab Shafa singkat. "Gue beneran suka sama Elo!" *** Kaset itu berputar. Terdapat beberapa video yang terpampang pada layar Laptop. Dia menayangkan setiap video yang tersedia. Tak sadar, air matanya mengalir sangat deras. Pria yang sering ia panggil, Bapak, bercerita sangat romantis. Terlalu mengharukan baginya. "Kalau itu yang bapak mau, Shafa Ikhlas" putus Shafa. *** "Nikah sama Shafa? Ya jelas mau dong pah!" *** "Calon istri ga boleh galak gitu dong!" *** "Aku boleh makan bareng sama Kakak Shafa kan?" Tanyanya. Sedangkan Shafa yang di todong pertanyaan, tak bergeming. Entah hendak menjawab apa. Pertemuannya dengan gadis cilik yang tidak ingin ia ulangi lagi. Tapi takdir berkata, usai sudah waktu menghilang. Kini hadapi. ***