"Never have I ever memfoto seseorang yang cakep banget, waktu orang itu lagi gak ngeliat." kata MC. Kedua orang yang berada di panggung itu sama-sama menunjukkan 'HAVE', yang berarti mereka pernah melakukan hal itu. Semua orang tertawa geli, nyatanya banyak yang telah mengambil foto orang lain yang mereka taksir secara diam-diam.
"Never have I ever menonton orang yang sedang tidur dalam jangka waktu yang panjang." kata MC. Kali ini perempuan yang ada di panggung menunjukan 'NEVER' yang berarti dia tidak pernah melakukan itu, sedangkan laki-laki itu menunjukan 'HAVE'. Beberapa penonton tertawa, namun ada juga yang merasa pernyataan tersebut bukan hal wajar.
"Never have I ever menginginkan seseorang mati." kata MC, namun dia sendiri terlihat tidak setuju, terutama ketika kedua orang di panggung sama-sama menunjukan 'HAVE'. Kini penonton mulai tidak nyaman dan tidak ada yang tertawa.
"Never have I ever melukai seseorang secara fisik maupun mental, tanpa merasa bersalah." kata MC. Ketika itu juga, sebelum kedua orang dipanggung menjawab terdengar dua teriakan dari arah yang berbeda.
"Stop! Cukup." teriak pemilik pesta. Bersamaan juga dengan teriakan tolong samar seorang pria, yang cukup jelas terdengar dari arah toilet.
Jarvis : "Dek dipanggil Bunda, tuh di suruh bangunin yang lain."
Harvis : "Bunda nyuruh gue atau lo-nya aja yang males?"
Naresh : " Anjir Reyhan tidur ilernya berlimpah!!"
Reyhan : "Ini tuh mahakarya!"
Mahen : "Maharkarya endasmu!"
Cleo : "EZZA! NGAPA LO TENDANG-TENDANG GUE?!!!"
Ezza : "Suruh siapa Lo tidur melukin gue?"
Orang bilang, masa putih abu-abu adalah masa yang paling indah yang pernah dirasakan. Namun, sepertinya rasa itu tidak pernah dirasakan oleh Harvis Adiwangsa ketika dia menemukan sesuatu yang membawa hidupnya, kembarannya dan teman-temannya dalam bahaya.
Lantas, keputusan apa yang akan Harvis ambil ke depannya?
Historia : Case Story
Originally Written by articsicic