Edgar Clarke, sang Marquess of Luce, didiagnosis akan mati dalam waktu kurang dari setengah tahun.
Edgar pusing mendengarnya. Dia tidak percaya, tidak, dia mencoba untuk tidak percaya. Tetapi kondisinya benar-benar menjadi lebih buruk. Dia sangat terpuruk. Terlebih lagi fakta bahwa dirinya akan segera meninggalkan Alice, sendirian.
Sungguh, dia tidak dapat membayangkan Alice akan hidup sendirian di dunia yang kejam ini. Edgar ingin mempertahankan senyum manis istrinya. Tetapi nyatanya, dunia tak berpihak padanya.
Alice Clarke, istrinya, kira-kira bagaimana ekspresi wanita itu ketika mengetahui waktu Edgar tidak banyak lagi?
**
Di tengah-tengah keterpurukkannya, Edgar mempelajari dan memahami banyak hal. Apalagi setelah istrinya mengetahui kondisinya, dunianya benar-benar berubah dalam sehari.
Edgar menyadari satu hal penting. Dia hidup untuk saat ini, bukan untuk masa depan atau untuk menyesali masa lalu. Hidupnya hanya berpusat di masa kini, karena itu dia harus menikmatinya, seperti yang Alice katakan padanya.