"Aku tahu epos Mahabaratha lebih masyur, tapi kisah Bima dan Arimbi kita ini, lebih indah. Karena aku, Bimasena di dunia nyata, hanya mempersunting satu gadis untuk selamanya. Tak berulang kali, seperti yang dilakukan oleh Bimasena, dalam kisah Pandhawa. Dan gadis itu, masih dalam pencarianku." - Bimasena Satria Jodhipati.
"Tembang macapat, menceritakan tentang perjalanan hidup manusia dari lahir hingga mati. Dan tanpa aku sadari, kamu sudah ada di dalam hidupku sejak fase, Mijil,lahir, hingga kini kita berada di fase Asmarandana. Apa boleh, aku memintamu tetap menemaniku hingga kelak fase terakhir dalam hidupku? " - Arimbi Lituhayu Sekarsanti.
Eira Syariza adalah satu nama yang sudah memikat hati Dafi sejak kali pertama dia melihat senyum perempuan itu. Namun, sayangnya, Eira justru berpikiran berbeda. Baginya, Dafi hanyalah seorang bocah yang tidak bisa dijadikan masa depan. Apalagi, kisa masa lalunya yang pahit membuat Eira malas jika harus patah hati lagi. Lalu, bisakah Dafi meyakinkan hati Eira agar menerimanya?
Cerita ini hanylah fiktif dan murni berdasarkan imajinasi penulis. Jika ada kesamaan nama dalam bentuk apapun, bukanlah unsur kesengajaan. Beberapa institusi, istilah, dan sistem mungkin tidak sesuai dengan konteks Indonesia yang sebenarnya.