"Jika kamu berkenan, izinkanlah bahuku yang tak seberapa kokoh ini berusaha menopang kesedihanmu." Apakah aku harus mempercayai ucapannya? Dari nadanya, jelas tidak terdengar seperti sebatas janji, melainkan sebuah kepastian. Namun setelah mengetahui kejadian masa lalu yang menimpanya, kesadaran seolah melemparku pada kenyataan bahwa akan sangat sulit bagi kami untuk bisa bersama. Prinsip kami berbeda, saling bertolak belakang, namun sama rapuhnya. Siapa yang akan menopang siapa, jika keduanya sama-sama rapuh? Akan tetapi, setelah 23 tahun hidup sebagai seseorang yang tak mengenal cinta lain selain keluarga, akhirnya dapat kurasakan jantungku berdegup untuk seseorang. Bahkan, sesederhana saat aku menyebut namanya. ~ Say "NO" to plagiarism!! Vote and say something in the comment. Don't be a silent reader, please!😊 Update tiap Selasa, Jumat, Minggu
20 parts