"Asyhadu'anla ilahaillallah, wa'asyhaduanna Muhammadar-Rasulullah."
"Masya Allah, Alta. Terimakasih banyak, ini adalah hadiah terbesar bagi Abi dan Bunda."
"Abi, Bunda! Alta gak mau nikah sama, Atha!"
☁️☁️
Pernikahan Athalla dan Altaira mengikat kedua belah pihak untuk saling bersama dengan rasa saling membenci. Pinangan Athalla membuat Altaira terpaksa menerima, karena kondisi kesehatan Abinya semakin menurun, ia tidak ada jalan lain selain menuruti permintaan sang Abi yang ingin dirinya menikah.
Alta yang sejak kecil notabenenya genit, dan centil. Dengan sesuka hati, meledek sang suami yang dibawah usianya.
Suami usia 21 tahun, sedangkan istri berusia 23 tahun.
"Kiw berondong, kamu lebih tua dari, Alta. Jadi harus tunduk!"
"Ternyata, umur nggak menjamin perilaku seseorang."
☁️
"Saya berbicara dengan kamu, Alta! Jangan berlagak tuli. Tolong bawakan sepatu saya ke sini!"
"Atha, aku ini bukan babu kamu! Tolong deh, sopan dikit sama istri. Harusnya aku yang perintah, kan, kamu masih bocil!"
☁️
"Ayo salat, saya imam kamu, harus nurut."
"Gak. Aku capek seharian bersihin rumah!"
"Saya tidak menerima penolakan."
☁️
"Aku gak bisa tidur kalau lampunya mati!"
"Terserah kamu, Altaira, saya tidak peduli. Saya maunya tidur dengan keadaan gelap."
☁️
Sifat yang terlahir beda, membuat mereka berdua hidup dengan adu argumen yang setiap harinya menjadi makanan sehari-hari. Alta, suka ini, Atha tidak suka itu.
Perbedaan membuat mereka saling menentang setiap waktunya.All Rights Reserved