Tuhan, Benarkah Aku Bisa Bertahan?
19 parts Ongoing Ongoing, 2025.
"Kenapa ya, rasanya salah kalau aku ingin memilih hidup yang ku inginkan?"
"Mau sampai kapan sih Kak, Kakak lebih memilih mementingkan orang lain daripada diri Kakak sendiri?"
...
Kata orang-orang, menjadi anak pertama itu sulit. Dituntut untuk menjadi teladan bagi adik-adiknya, mengemban tanggung jawab yang berat, juga diberikan harapan yang tinggi akan keinginan orang tua. Kelak, mereka para anak pertama akan menjadi panutan untuk menuntun adik-adiknya jikalau orang tua mereka telah tiada. Namun, bagaimana jika semua itu ternyata.... Terbalik.
Ternyata, semua hal itu tidak melulu dilimpahkan pada sang sulung. Terkadang, si bungsu lah yang berjuang. "Kata mereka, aku adalah harapan terakhir keluarga." Benar, aku adalah harapan terakhir. Tapi bukan untuk menjadi diriku sendiri. Hampir setiap saat, aku bertarung dengan harapan orang-orang.
Hingga suatu hari, semuanya makin tak terkendali. Aku yang memiliki seribu keinginan, harus dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit. Mana yang harus aku pilih? Meninggalkan harapan mereka tak terwujud atau mengubur dalam-dalam mimpiku sendiri?
"Mengesampingkan pilihan itu, tetap saja aku yang harus mengalah. Mengalah tentang semua hal, mengalah untuk apa yang mereka butuhkan, hingga aku hampir tak pernah memiliki apa yang aku inginkan." Lalu, masihkah tak pantas diriku untuk mengejar apa yang ku mau? Sekali saja, aku hanya ingin bahagia atas apa yang aku inginkan.
_________________________________________________________________
Aku tahu aku tak sendiri, aku bersyukur Tuhan mempertemukanku dengan mereka, orang-orang baik yang terlibat dalam perjalanan panjangku. Tak bisa dipungkiri, semua pertemuan memiliki masa nya masing-masing.
"Suatu hari, aku akan bertemu dengan akhir. Pada akhirnya, hanya ada kita di dalam mimpi kita sendiri, wahai masa lalu ku. Terima kasih telah bertahan, Win. Setidaknya, ada cerita, dimana ada kita di dalamnya."
~ Epos Kuno dalam Buku Harian