Kisah lama itu kembali terputar, potongan memori yang sejujurnya telah lama ingin ku tutup dengan rapat. Semuanya tentangmu, senyummu, tawamu, dan bagaimana caramu menatapku dengan istimewa. Satu yang pasti, satu yang membuatku menggila. Saat awal bertemu, saat mata kita saling beradu, jantungku berlomba menaikkan ritmenya dengan menggila. "Siapa kamu?" pertanyaan itu terbesit begitu saja. Hingga hari yang begitu menyenangkan berlalu mengukir kenangan. Hei, pria yang disana! kau mengingatnya bukan? canda memori tentang kita yang unik hingga akhirnya cinta itu tumbuh. Cinta yang katanya menyatukan dua anak cucu adam tapi karenanyalah jiwa kita menjadi asing. Terkadang mengingatnya saja membuatku tertawa geli. "Memori aneh sekaligus menyenangkan," pikirku. Tapi, kedewasaan dan waktu yang terus berjalan membuatku sadar, bahwa bertemu kamu adalah pembuka yang indah dalam kehidupan remajaku. Semua ini masih tentangmu, tentangmu yang kupaksa pergi, tentangmu dan tentang kita yang kuakhiri dengan keegoisan.