Story cover for CALL YOU MINE by sugestydjati
CALL YOU MINE
  • WpView
    Reads 46
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 5
  • WpView
    Reads 46
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 5
Ongoing, First published Jul 07, 2022
"Lain kali boleh kutraktir secangkir kopi?" tanya Heya hati-hati, suasana mereka memang tampak canggung. Apalagi, mengobrol di tengah jalan agak tidak etis. 

Pria itu tersenyum lebih lebar hingga membentuk bulan sabit. "Kau paham maksud dari mentraktir secangkir kopi?" tanyanya balik dengan seringai menggoda. Ia mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga Heya.

Tanpa disadari jantung Heya berdegup dengan cepat, namun ia berusaha mengendalikannya sebisa mungkin. 

Heya mengerutkan kening. "Maksudmu?" tanyanya balik.

"Mentraktir secangkir kopi berarti kau mengajakku berkencan," tegasnya mantap namun pelan, Heya yakin hanya dirinya yang dapat mendengar.

***

©Aira Zoey
All Rights Reserved
Sign up to add CALL YOU MINE to your library and receive updates
or
#40novelromance
Content Guidelines
You may also like
BUKAN BEGINI (Repost) by GaluhCahya8
11 parts Ongoing
Aku telah melakukan banyak perjalanan dari satu cerita ke cerita lainnya sebagai antagonis. Misiku hanya satu, memastikan tokoh utama perempuan menderita sesuai dengan naskah asli. Satu, kucing putih yang bisa bicara sekaligus penanggung jawab isekai milikku, memberiku banyak bantuan. Mulai dari dunia vampir, petarung sinting, sampai novel picisan. Segalanya kuselesaikan dengan tuntas, sesuai perjanjian dengan Satu. Seharusnya bila tugas terakhirku, misi nomor seratus, selesai maka aku akan dijanjikan boleh hidup sebagai orang berkecukupan, superberuntung, dan jauh dari kesialan apa pun. Seharusnya! SEHARUSNYA! "Mohon maaf, kuota bagi penerima paket untung sudah habis," Satu menginformasikan. Tentu saja aku marah. Rasanya seperti kena scam mentah-mentah. Seratus misi. Bermacam kegiatan sinting. Dedikasi yang tidak terbayarkan. Aku menuntut ganti rugi, tapi Satu berkata bahwa kepala isekai tidak menerima keluhan. "Ya sudah, hidup di sini saja." Gampang sekali Satu bicara. Hidup di sini. Di cerita keseratus. Di sebuah novel picisan CEO sinting. Aku bahkan berani taruhan bahwa penulis tidak melakukan riset sama sekali. Oh itu belum termasuk fakta bahwa aku, si pelaku kejahatan dalam cerita, akan mati di tangan tokoh utama pria karena telah merugikan kekasih impiannya. Aku, bukan orang lain. Bukan Satu si kucing gembul biang kerok. Aku! "Buhuuuu apa kamu nggak bisa mempertimbangkan diriku sebagai asisten rumah tangga?" Apa yang bisa kulakukan? Iya, tepat sekali. Hadapi racun dengan racun. Alias, kubuang harga diri dan lari mencari belas kasih dari Bos Antagonis, Mr. Villain, Big Boss. Inilah yang terbaik, 'kan? Benar, 'kan?
Bukan Target Cinta (Tamat) by GaluhCahya8
29 parts Complete
Aku masuk ke salah satu game cewek. Jenis game yang menyajikan plot cinta, target pria menawan, dan bonus ucapan sayang dari karakter. Masalahnya.... Satu, aku bukan tokoh utama. Dua, aku bahkan tidak pernah memainkan game tersebut! Tiga, tidak ada telunjuk emas yang bisa membantuku hidup nyaman, tenteram, dan makmur. Lantas apa yang harus kulakukan? Jawabannya: tidak ada. Jalani saja semua dengan gagah berani sekalipun dalam hati ingin menangis. *** "Si-siapa?" Suatu hari ada sosok mencurigakan yang bisa saja disamakan dengan tukang tagih utang versi elite. Namun, tukang tagih utang yang satu ini tidak menyuruhku mencicil utang maupun menjual ginjalku. Dia berkata, "Ayo pulang ke rumah. Kami sudah menunggumu." Mana bisa aku percaya sesuatu yang terlalu baik untuk jadi nyata? Mimpi? Hanya orang naif yang meyakini bahwa semua manusia itu berbudi baik tanpa niat buruk. Namun, aduh! Hidup melarat itu tiada tertahan! Aku mau setidaknya bisa makan tiga kali sehari! Nasi, lauk lengkap, dan bukannya mi instan yang porsinya kubagi dua demi kepentingan jangka panjang! "Tu-tunangan siapa?!" Aku tidak berniat ikut campur! Sumpah! Pria elok bagai merak jantan itu ternyata tunanganku? Si-siapa yang menulis skrip? Kemari! Cepat beri aku plot alternatif! Mengapa rasanya leherku seolah berada di bawah naungan pedang tajam, sih? Oh oke, tunanganku terlalu menggoda. Barangkali colek sedikit tidak ada ruginya bagi siapa pun, 'kan? ... atau tidak.
You may also like
Slide 1 of 9
Never Felt Like This Before cover
Seratus Meter Dari Hatimu cover
BUKAN BEGINI (Repost) cover
I Latte You cover
Coffee Late Night [S2 UPDATE] cover
Kopi & Deadline (On Going) cover
Perihal Hati cover
Bukan Target Cinta (Tamat) cover
PINK IN MY BLUE cover

Never Felt Like This Before

6 parts Complete

"Aku ga kebayang si, istrimu nanti siapa" "Kenapa?" "Kalo aku datang ke pernikahanmu, terus pas sesi jalan ke pelaminan buat nyalam kau sama istrimu, aku bakalan peluk istrimu dan bilang ke dia "Kau harus kuat, fisiknya aja yg ganteng, sifatnya mah hmmmm" gitu hahaha" tawa si cewek membayangkan hal itu. Si cowok tersenyum. "Kok senyum?" heran si cewek. "Ya iyalah, orang kau ngetawai diri kau sendiri" Si cowok tersenyum, si cewek memandangi cowok itu. Terus tersadar. "Kurang Ajarrr!!!" teriak cewek kesal. "Wahahahahha" cowok berlari pergi. "Awas kau!!"