Hallo temen2... 🤗 Qyn ada cerita baru nih! Kasih vote dan komen, ramaikan yuk! Semoga kalian suka... 😍
Rembulan tak pernah meminta hadir di waktu malam dan sang mentari tak pernah menuntut untuk menemani rembulan dalam kegelapan, begitu juga dengan dua orang sepasang yang tak akan bisa bersama sebelum waktunya datang, dalam harapan yang memang menjadi kenyataan.
Asha Mayra, gadis manis yang masih ingin mendalami hijrah baiknya, justru harus dihadapkan masalah dengan sang bunda, wanita yang selama ini selalu dihormatinya.
Memilih lari dari kenyataan, mengadu kepada Tuhan dalam tangis dan doa yang tak kunjung padam, hingga tanpa sengaja dipertemukan dengan seorang muadzin dibalik tabir rumah Tuhan.
Semua kepastian hidup, mati, rezeki, bahkan jodoh memang di tangan takdir Tuhan. Lalu bagaimana, jika sang bunda menuntut tanpa izin, sedangkan hati sama sekali tak yakin?
Apakah semua harus diterima tanpa usaha? Apakah hati juga tak boleh memilih dengan siapa ingin bahagia? Apa semua harus pasrah dengan kata terserah?
Bagaimana keinginan hati Asha tentang cintanya dan masa depannya? Simak ceritanya dan ambil hikmahnya! Silahkan membaca!
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.