Binar matanya menyembunyikan semua yang ia rasa. 'Aku perlu terlihat nyata, tak perlu sembunyikan luka' Kataku berbisik ketika melihat nelangsa itu datang dari ujung sana. 'tepat sasaran' katamu sambil terus bersorak ria, seolah belati yang menusuk tepat di jiwaku adalah hal yang membanggakan bagimu. Hatinya terbelah, sesuatu yang kita tau tak akan pernah kembali utuh. Air matanya masih terus mengalir, semakin deras. Ingin sekali rasanya ia berteriak, mengandai andai setelahnya bisa membuat ia sedikit lega. Dadanya sesak, napasnya memburu kencang, tapi nyaringnya tetap kalah dengan jeritan dalam hatinya. Kenyataan itu berhasil meremukannya Perkenalkan, aku Nala. Si kelabu menjelma jinggaAll Rights Reserved
1 part