Jujur saja, Bintang merasa lelah. Hampir setiap hari gadis itu harus menghadapi tingkah Tebing yang semakin hari semakin uring-uringan sendiri. Mau hajar, langsung hajar. Mau ngomong, langsung mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan. Mau marah, ya marahnya sama Bintang.
Karena perubahan sikapnya, semua prestasi akademiknya hilang entah kemana. Nama Tebing Bagaskara yang biasanya ada di daftar teratas kini merosot ke dasar jurang. Sebisanya Bintang mencoba menarik Tebing kembali ke jalan yang sudah ia bangun susah payah, tapi lagi-lagi Tebing lebih memilih untuk merusaknya. Seperti sudah tidak ada harapan bagi Tebing atau bahkan hubungan mereka berdua, Bintang semakin lelah.
Haruskah ia melepaskan Tebing dan melangkah sendiri? Tapi, apakah Bintang mampu? Jalan yang tidak mudah bagi mereka berdua di masa muda ini.
Kisah ini tidak akan lama, jadi datanglah sebentar untuk mengetahui jalan mana yang akan dipilih oleh Bintang dan Tebing.
***
Cerita ini pertama saya tulis tanggal 18 Oktober 2021
Semua nama, karakter, tempat dan kejadian adalah fiktif hasil karya saya. 100% milik saya!
**note : sudah pernah saya publikasikan di akun saya yang lain sampai chapter 5 (dengan judul yang sama tapi cover berbeda). Saya putuskan untuk publikasi di sini dan melanjutkannya sampai tamat karena awalnya draft cerita ini memang berada di akun ini.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan