"Kalau mau mengamen, pergilah. Aku sama sekali nggak ingin mendengarkan nyanyian." "Menghina sekali, aku bukan pengamen, tahu!" "Lalu apa? Kau bawa-bawa gitar dan sejak tadi berjalan-jalan tak jelas arah." "Ah, jadi kamu memperhatikanku sejak tadi, ya? Aku bukan pengamen, aku adalah penjual mimpi." Rasa putus asa, kecewa, dan kesedihan yang tiap detiknya menderu hati Nurumi semakin menyiksa setiap kali harus mengalami mimpi buruk. ~ "Hidupku yang memang sudah tidak ada bahagia-bahagianya sama sekali, tidaklah mengapa. Setidaknya aku masih punya mimpi-mimpi indah setelah bertemu dan mendengar nyanyiannya."