Katanya, keluarga adalah sebaik-baiknya rumah, Ayah adalah pondasi kuat sebuah rumah bisa berdiri kokoh, dan ibu yang menjadi tapak demi tapak anak tangga yang menuntun jalan kita. Lalu bagaimana dengan tujuh manusia kurang beruntung, tujuh manusia yang tidak memiliki sebaik-baiknya 'rumah' itu sendiri, tujuh manusia yang tidak dialiri darah yang sama memutuskan untuk tertatih-tatih membangun sebuah 'rumah'? Tangis, jatuh, luka, darah, dan kesakitan, menjadi bukti kuatnya sebuah 'rumah' dari tujuh manusia hebat.