Alana, korban broken home sekaligus selebgram berdarah Melayu, terpaksa bertunangan dengan Levine, sepupu sekaligus musuh masa kecilnya. Keduanya tidak bisa menolak ide konyol Lubna-ibunya Levine, hanya cara itu yang dapat membebaskan Alana dari jeratan jual-beli manusia. Sepasang remaja itu menyetujui keputusan dadakan tersebut, tetapi tanpa diketahui siapa pun. Alana dan Levine mengikrarkan syarat dan ketentuan yang bisa kapan saja merusak psikis Lubna. Seiring berjalannya waktu, tidak mengubah apa pun, Alana dan Levine tidak pernah akur. Selalu bertentangan, baik perasaan ataupun pendapat. Hingga suatu ketika, bibir Alana tanpa komando menuturkan sebuah kalimat yang membuat keadaan berubah pesat.