Story cover for Dokodemo (どこでも) by Diphyleiia_Grayi
Dokodemo (どこでも)
  • WpView
    Reads 49
  • WpVote
    Votes 13
  • WpPart
    Parts 8
  • WpView
    Reads 49
  • WpVote
    Votes 13
  • WpPart
    Parts 8
Ongoing, First published Jul 15, 2022
Mature
Nanny? Yurika tidak pernah membayangkan akan mendapatkan tawaran pekerjaan dengan gaji menggiurkan itu. Masalahnya adalah Yurika takut dan canggung dekat-dekat dengan anak kecil. Suara tangisannya pun membuat Yurika pusing tujuh keliling.

Dengan membawa setumpuk utang di pundak, Yurika nekat menerima pekerjaan sebagai nanny dan bertemu Cellesta, gadis kecil berpipi tembam kemerahan. Cellesta yang selalu menempel pada Novandra, cowok berkacamata super ceroboh nan polos, membuat Yurika kewalahan. 

Seiring berjalannya waktu, Yurika mulai nyaman dengan kedekatannya dengan Cellesta juga Novandra. Dia pun menyadari berbagai warna-warni kehidupan di sekitarnya, baik cerah maupun gelap.
All Rights Reserved
Sign up to add Dokodemo (どこでも) to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
BUMANTARA by wlnnura26
14 parts Complete
PLAK!!! Suara tamparan keras yang menghantam pipi seorang gadis yang tengah meringkuk di atas dinginnya lantai toilet. Gadis itu tak melawan, dia hanya diam sambil menatap nanar pada lantai, dia Naya Rivera. "ANJ**G! gak guna lo!" maki seorang siswi itu, sambil sesekali menendang tubuh gadis malang itu. "Maaf." ucap Naya itu dengan nada bergetar, hanya kata itu yang bisa dia ucapkan di balik rasa takutnya. Cih! Bukannya merasa kasihan, siswi itu malah semakin membabi buta dengan menarik keras rambut Naya, lalu mencengkram kuat-kuat rahang Naya. "Apa? maaf lo bilang?! Kata maap lo gak cukup buat nilai tugas gue jadi 100 tolol! Dasar anak pelac*r!" keras dan tidak tahu rasa terima kasih, itulah Rossalia Maharani. Menjadikan Naya sebagai budak untuk mengerjakan semua tugasnya. Naya memang terkenal akan sifat lugu serta kepintarannya, dan Rossa berpikir bahwa mengapa dia tidak memanfaatkan itu semua bukan? Tuntutan akan keluarga Rossa, yang menekan anaknya untuk menjadi yang paling utama dalam hal apapun, apalagi masalah prestasi di sekolahnya. Bagi Naya, sekolah ataupun rumah itu sama saja, iya sama saja tempat yang menyakitkan. Disaat orang lain merasakan rumah menjadi tempat ternyaman, namun itu tidak berlaku bagi Naya. Tamparan bahkan pukulan sudah menjadi bagian yang Naya dapatkan setiap harinya. Tak ada yang menyayanginya, tak ada yang mampu mengerti keadaannya, tak ada seorangpun. Ibu nya? Tidak, dia sama saja seperti orang lainnya. Teman? itu apa lagi, Naya sama sekali tidak mempunyai teman. "Mana ada orang yang mau berteman dengan orang udik seperti saya" pikiran itu yang selalu tertancap keras di pikirannya. Apakah Naya mampu melawan setiap kesedihan nya? Akankah Naya merasakan kebahagiaan seperti yang orang lain rasakan?
You may also like
Slide 1 of 9
BUMANTARA cover
Lead Magnet cover
Takdir Cinta Kita cover
A Home Called You cover
Reputation Rescue cover
YILDIZ [TAMAT] cover
Antidotum (Cinta Manusia Biasa 2) cover
The Rule Of My Boss END cover
Never Ends cover

BUMANTARA

14 parts Complete

PLAK!!! Suara tamparan keras yang menghantam pipi seorang gadis yang tengah meringkuk di atas dinginnya lantai toilet. Gadis itu tak melawan, dia hanya diam sambil menatap nanar pada lantai, dia Naya Rivera. "ANJ**G! gak guna lo!" maki seorang siswi itu, sambil sesekali menendang tubuh gadis malang itu. "Maaf." ucap Naya itu dengan nada bergetar, hanya kata itu yang bisa dia ucapkan di balik rasa takutnya. Cih! Bukannya merasa kasihan, siswi itu malah semakin membabi buta dengan menarik keras rambut Naya, lalu mencengkram kuat-kuat rahang Naya. "Apa? maaf lo bilang?! Kata maap lo gak cukup buat nilai tugas gue jadi 100 tolol! Dasar anak pelac*r!" keras dan tidak tahu rasa terima kasih, itulah Rossalia Maharani. Menjadikan Naya sebagai budak untuk mengerjakan semua tugasnya. Naya memang terkenal akan sifat lugu serta kepintarannya, dan Rossa berpikir bahwa mengapa dia tidak memanfaatkan itu semua bukan? Tuntutan akan keluarga Rossa, yang menekan anaknya untuk menjadi yang paling utama dalam hal apapun, apalagi masalah prestasi di sekolahnya. Bagi Naya, sekolah ataupun rumah itu sama saja, iya sama saja tempat yang menyakitkan. Disaat orang lain merasakan rumah menjadi tempat ternyaman, namun itu tidak berlaku bagi Naya. Tamparan bahkan pukulan sudah menjadi bagian yang Naya dapatkan setiap harinya. Tak ada yang menyayanginya, tak ada yang mampu mengerti keadaannya, tak ada seorangpun. Ibu nya? Tidak, dia sama saja seperti orang lainnya. Teman? itu apa lagi, Naya sama sekali tidak mempunyai teman. "Mana ada orang yang mau berteman dengan orang udik seperti saya" pikiran itu yang selalu tertancap keras di pikirannya. Apakah Naya mampu melawan setiap kesedihan nya? Akankah Naya merasakan kebahagiaan seperti yang orang lain rasakan?