Arsyad Muzaffar Abqary, pria dengan umur 24 itu memiliki alergi terhadap uang logam. Meski hanya tersentuh sedikit, tubuh Arsyad langsung bereaksi dengan menimbulkan ruam merah, panas dan juga perih, namun untungnya tak berbekas.
Suatu hari, ia tak sengaja bertemu dengan seorang gadis cantik yang jauh dari umurnya. Tidak hanya sekali, namun berulang kali. Kebetulan? Mungkin bisa di bilang begitu, Namun, ketika mereka berjodoh, apakah itu juga kebetulan? Sepertinya, akan lebih tepat jika di sebut takdir, ya, TAKDIR.
Arsyad, pria itu tanpa sadar menyimpan perasaan terhadap gadis yang di temuinya secara berulang itu. Namun, Arsyad terus mengelak bahwa ia mencintainya. Seperti istilah psikologi, Accismus, Berpura-pura tidak suka padahal sangat menyukainya.
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ]
"Hidup bagaikan berjalan di atas tali. Kapan dirimu lengah, maka akan jatuh entah kemana. Begitulah diri tanpa iman. Maka akan tersesat kehilangan arah." - Gus Azzam.
Hana adalah gadis nakal yang kehilangan arah. Namun pernikahan nya dengan Gus Azzam benar benar membuat nya kalut. Tetapi, sehari setelah pernikahan itu, Gus Azzam mendadak harus pergi ke Arab Saudi dan mereka bersiap selama beberapa tahun sebab pandemi menghalangi lelaki itu untuk pulang.
Dia, adalah Gus Azzam. Putra sulung Kyai dari pondok pesantren Al-Furqan. Begitulah orang orang mengenali nya.
Hingga pada satu waktu, setelah sekian lama nya tak bertemu, Azzam akhirnya bisa melihat sang istri ketika berpulang ke tanah air. Dan berencana untuk membawanya ke pesantren.
"Saya bisa menjadi imam, guru, sekaligus suami untuk nya."
Seiring berjalannya waktu, hingga perlahan, Hana mulai luluh mengenal lebih dalam sosok Gus Azzam dan melihat jelas kehidupan nya.
note : (*this is my first story. akan di revisi jika sudah ending. jika ada kesalahan huruf/kalimat, koreksi secara baik baik. semua manusia memiliki kesalahan dan kecerobohan nya masing masing. hamasah.)
#3 in ilmu
#1 in ilmu agama
#28 in islami
#2 in Pesantren
#1 in hijrah
#2 in cerpen