"Aku beneran ngga tahan, Ze. Boleh ya, aku sayang banget sama kamu. Aku tau ini pertama buat kamu, juga buat aku." Zea menoleh dan mengangguk ragu. "Cuma bibir ya Aga, jangan sampai turun!" balas Zea setelahnya. Senyum Aga merekah, "terima kasih, Zea." Lelaki itu menarik perlahan tengkuk Zea, lebih merapatkan lagi agar lebih dekat dengan wajahnya. Dikecupnya bibir muda milik Zea, kemudian kecupan itu beralih menjadi sebuah jilatan. Sedangkan bibir Zea tak kunjung memberi feedback, hingga membuat Aga berdecak pelan. Aga memangut bibir mungil itu dengan perlahan, hingga dengan rasa tak sabar lelaki itu menggigit bibir bawah Zea, hingga mau tak mau membuat Zea membuka bibirnya. Tangan Aga tak tinggal diam, bergerak menuju dada milik Zea, tapi dengan cepat tangan Zea mencekal tangan nakal itu. [Semoga tidak hiatus, aamiin]