Kapan Nikah?

Arumi Ayumi 27 tahun. Seorang gadis berusia 27 tahun dengan karir dan wajah yang cantik.

"Kenapa belum nikah To, Ndok? Kamu itu sudah tua." Arum melirik ibu penjual nasi uduk di pinggir jalan.
"Nanti, bude." sautnya malas.
"Nanti kapan?"
"Nanti, kalau ngga Sabtu ya Minggu, bude tunggu aja."
"Iya itu kapan?"

Huh, rasanya ingin sekali Arum mebalikan meja nasi uduk ini dan mengamuk sejadi-jadinya.

"Yaudah sabar aja bude, kalau bude udah ngebet bude aja duluan udah kelamaan menjanda kan?" sautnya cetus, sembari mengambil nasi uduk di atas meja lalu pergi.

Laila Andini 27 tahun. Seorang gadis pintar dan cerdas pandai berbisnis dan bertalenta.

"Dia itu mau kenal sama mbak ila, tapi minder."
"Hah? Minder kenapa, Ton?"
"Ya secara, mbak Ila itu pinter, dan atasanya pula." Tono menaruh secangkir kopi di meja," lagian mbak, apa ngga bosen tu di tanya sama mereka kapan nikah?"

"Ton, nikah itu ibadah ngga sembarang asal milih, ijab qobul jadi. Kamu tau kan?"

Tono menggaruk kepalanya, kalau udah sepertinya ini lebih baik dia pergi dari pada diceramahi ustazah.

Siti Nurhaliza, 34 tahun. Wanita kaya dengan berbagai kemewahan yang membuatnya tetepa sederhana.

"Anakku sudah mau masuk SMP loh."
"Hih, anak gue nih bentar lagi mau naik kelas juga."
"Suamiku udah mau minta nambah anak 5. Gimana nih"
Siti terdiam sambil menaikan ujung bibirnya mendengar teman-temanya sedang merumpi.

"Heh, Siti diem aja sih kamu? Liat nih umur kita itu udah tua banget udah 30an ke atas. Kamu ngga mikir mau cari suami udah prawan tua loh"
Siti hanya tersenyum tak menjawab satu katapun dari bibirnya. Dia hanya malas dan sudah lelah jika harus berdebat dengan mereka lebih baik dia menyimpan tenaganya untuk hal yg lebih berguna.

Lisa Clarisa 23 tahun.
"Nongkrong yuk?"
"Minggu depan aja ya, gue lagi banyak kerjaan. Siang kerja malem kuliah."
"Yaudah kalau gitu kita putus aja, lu ngga pernah ada waktu buat gue."
"Oke kita putus."