Andai aku sadar lebih cepat, aku pasti sudah kabur dari rumah itu sejak lama.
Namun setelah kabur, kemana tempat yang harus aku tuju? Aku bahkan tidak punya tempat untuk bersandar. Bukan aku yang memilih untuk dilahirkan seperti ini, bukan salahku jika aku tidak punya pilihan. Memang dari awal aku tidak bisa apa-apa, tubuh ini merasa hidup jika ada yang membutuhkanku, menyadari keberadaanku, dan menatap mataku ketika aku berbicara.
Aku menunggu orang-orang itu. Tanganku sudah terentang sejak lama agar orang tersebut dapat menggapainya. Tolong siapapun gapai tanganku dan keluarkan aku dari sini.
***
"Ingat El, posisimu disini bukanlah siapa-siapa. Kau harus sadar, jika kau lakukan yang terbaik, maka kau akan dilihat oleh orang lain."
****
Ellora tidak ingin hidup seperti ibunya. Hanya mengandalkan peruntungan hidup sebagai orang kaya baru dikeluarga asing, lalu meninggal tanpa pernah dikenang. Selama hidupnya tidak pernah dihargai atau dibutuhkan. Hanya sebagai penghias dirumah besar nan mewah.
Ia tidak menginginkan kehidupan seperti itu. Ia ingin dibutuhkan dan disadari keberadaannya. Hingga suatu saat, dirinya benar-benar sudah pasrah dengan kata hidup, seorang pemuda mengulurkan tangannya pada Ellora. Uluran tangan yang tentu ia sambut dengan keraguan besar. Ia punya firasat, jika pemuda itu akan membawanya ke tempat yang seharusnya tak boleh ia ketahui.
UPDATE TIAP HARI (kecuali sibuk)
UPDATE HARI MINGGU (2 CHAPTER)
Sengaja, karena aku mau buru-buru namatin projek ini.