"Kamu siapa?" tanya wanita berkulit putih dengan beberapa tanda lebam biru di sekitar wajah dan perban mengeliling dikening kepala. Wanita ini berbicara dengan intonasi polos, lain dari biasanya. "Maldava Ammar, Suamimu ..." "Benarkah? Setampan ini suamiku?" "Benar, sayang." Wanita itu tersenyum tanpa ragu. Ia mengelus lembut pipi lelaki yang menyebut dirinya menjadi suami. Ammar memejamkan mata, menyambut penuh cinta usapan lembut yang tidak pernah ia rasakan selama satu tahun pernikahan dengan sang Istri. Jika kebanyakan suami akan bersedih karena istrinya mengalami hilang ingatan, beda hal dengan Maldava Ammar. Lelaki itu sangat bersyukur karena dengan begitu ia bisa memiliki Putri Ganaya Hadnan seutuhnya, baik dari segi hati dan raga. Selama setahun pernikahan, Ammar selalu mencoba menjadi suami yang sempurna untuk Ganaya, namun semua itu tidak cukup menghadirkan cinta di hati istrinya. Bukan hanya cinta yang belum bisa Ganaya berikan namun juga kehormatannya. Bagaimanakah perjuangan Ammar untuk bisa dicintai dan menghempaskan masa lalu Ganaya? Memanfaatkan kehilang ingatan Ganaya untuk bisa mencintainya? Menghilangkan jati diri asli sang istri agar tidak ada lagi orang yang menganggapnya ada? Melindungi rumah tangga mereka dari berbagai teror para bandid? Dan disaat Ganaya sudah mencintai Ammar, wanita itu harus menelan pil pahit. Apakah yang terjadi?