Story cover for Rumpang/Rampung by meeeeooowwww_
Rumpang/Rampung
  • WpView
    Reads 21
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 21
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Jul 24, 2022
"Kalau kita ada di dalam sebuah novel, kamu akan memilih untuk menjadi apa?"

"Aku kapal pesiar ... dan kamu dermaga."

"Alasannya?"

"Aku hanya singgah dan berlabuh sembari bercerita tentang kapal-kapal lain." Lama ia terdiam, kemudian melirikku, "sedangkan kamu kerap kali dihampiri kapal dari berbagai arah."

Aku diam, kemudian ia melanjutkan, "bedanya aku hanya kapal kayu, gak ada satu hal pun yang bisa membuat aku terlihat lebih dari kapal lain."

Aku tertawa, begitupun dia. "Kapal kayu juga bagus kok," ucapku dan kami kembali tertawa.

Begitulah percakapan terakhir kami sebelum semuanya benar-benar usai.
All Rights Reserved
Table of contents

1 part

Sign up to add Rumpang/Rampung to your library and receive updates
or
#9rampung
Content Guidelines
You may also like
Eliinaa by vfryfrljnvsnmtm
5 parts Complete
Apa yang terlintas di benak kalian ketika mendengar kata 'Rumah' ? Tempat nyaman dipenuhi kehangatan? Tempat berlindung dari terpaan badai kehidupan? Pasti itu kan yang terlintas di benak kalian? Sayangnya, 'Rumah' yang ada di kehidupanku jauh berbeda dari semua itu. Kehangatan berubah menjadi kepedihan. Tempat yang seharusnya jadi tempat berlindung justru jadi tempat yang paling membuatku tertekan. Aku tidak iri, sungguh. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya ketika dipeluk oleh ayah dan ibu dengan penuh kasih sayang. Sarapan bersama ayah, ibu, kakak dan aku di pagi hari sambil tertawa ria karena masakan ibu yang gosong mungkin? atau jatuh dari motor saat sedang belajar mengendarainya lalu ayah akan datang dan membantuku berdiri, menenangkanku sambil berkata "Gapapa, ini biasa terjadi kok kalo lagi belajar, pernah dengar pepatah 'kamu nggak bakal bisa berdiri kalau nggak pernah jatuh' kan? Nah, kasus kamu sekarang sama kayak pepatah yang ayah bilang tadi." ? atau saat adzan tiba, ayah akan mengajak ibu, kakak dan aku untuk sholat berjamaah dengan ayah sebagai imamnya ? atau mungkin menjahili kakak yang sedang sibuk belajar lalu aku akan dihadiahi kejar-kejar an dan berakhir dengan aku yang terjatuh lalu menangis, kemudian ibu akan datang mengobati lukaku akibat aksi kejar kejar an tadi sambil mengoceh? Benar-benar keluarga impian bukan? Ya, benar, karena itu 'keluarga impian' maka itu hanya akan jadi 'mimpi' saja. Itu tidak terjadi di kehidupan nyata. Ya, mungkin ada, tapi bukan kehidupanku. Sekarang, rumah sudah tidak lagi menjadi tempat ternyaman dan penuh kehangatan seperti yang kurasakan dulu. Kini rumah hanya menjadi tempat berteduh dari panas dan hujan. Aku telah kehilangan, dan rasa kehilangan ini telah membuatku takut untuk memiliki.
Mahligai Sunyi by AetherSerl
28 parts Complete Mature
Novel "Mahligai Sunyi": Senja mulai menua di balik jendela kaca, membiaskan cahaya jingga yang merayap perlahan di sudut ruangan. Aku duduk dalam diam, menatap kosong pada cangkir teh yang tak lagi mengepul. Aroma melati yang biasa menenangkan kini terasa hambar di inderaku. Aku terjebak dalam pusaran pikiranku sendiri, menggenggam kenyataan yang pahit namun tak bisa kutolak. Aku pernah percaya bahwa cinta adalah tentang memilih satu orang, bertahan dengannya dalam segala cuaca, dalam segala luka. Namun, kini aku mengerti bahwa terkadang, cinta juga berarti kehilangan-kehilangan harapan, kehilangan rasa percaya, bahkan kehilangan diriku sendiri dalam labirin luka yang diciptakan oleh seseorang yang seharusnya menjagaku. Arion adalah cintaku, atau setidaknya pernah menjadi. Aku mempercayainya lebih dari yang seharusnya, mencintainya lebih dari yang pantas. Namun, cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan sebuah rumah tangga. Tidak cukup untuk menghindarkanku dari rasa sakit yang berkali-kali ia hadiahkan. Tidak cukup untuk membuatnya berhenti mencari bahagia di tempat lain. Aku telah memaafkan, berkali-kali. Aku telah memberi kesempatan, hingga tak tahu lagi batas dari kata "cukup." Tetapi, sampai kapan aku harus terus bertahan? Sampai kapan aku harus mengorbankan kebahagiaanku sendiri demi menjaga sesuatu yang terus menerus hancur? Dan di sinilah aku, berdiri di persimpangan. Antara bertahan dengan luka atau pergi dengan sisa-sisa keberanian yang kupunya. Aku tidak tahu bagaimana akhir dari kisah ini. Yang kutahu, aku hanya ingin menemukan kembali diriku yang telah lama hilang.
You may also like
Slide 1 of 9
Mamaku Mantan Antagonis cover
My favorite person cover
Kopi & Deadline (On Going) cover
Eliinaa cover
BYE, MANTAN! (TAMAT) cover
Suamiku Amnesia (REPOST) cover
TARGETNYA SALAH (TAMAT) cover
pernah yang tak kan terulang kembali(love story from the author) cover
Mahligai Sunyi cover

Mamaku Mantan Antagonis

61 parts Complete

Apa hal terburuk yang bisa dialami seseorang? Korban perselingkuhan? Kemiskinan? Cinta ditolak? Hahahahaha kuberi tahu: mati dalam kubangan kemiskinan kemudian isekai jadi anak tokoh jahat kelas teri. Iya, tidak salah baca kok. Kelas teri. Mohon maaf. Aku tahu diriku manusia yang tidak luput dari dosa dan kekurangan, tapi tolong jangan lempar aku ke dunia novel tragis yang diperuntukkan bagi pembaca 21 plus dong! Apa tidak ada kloter dunia lain? Misal, menjadi liliput di negeri pelangi? Apa gunanya isekai sebagai bayi? Bayi oek oek? Bayi tanpa kekuatan? Bahkan yang terburuk selain jadi bayi, cerita utama telah selesai dan karakter jahat sudah mendapat karma! Percuma aku login di sini! Tidak ada yang bisa kuperbaiki? Male lead telah menjadi raja. Raja! Mamaku jadi orang miskin. Miskin! Oh aku ingin menghancurkan dunia! "Awaaaaaaaa!" *** "Madam, ada yang salah dengan bayimu." Pria yang menjadi pelanggan lukisan mamaku makin mirip penguntit. Dia aneh! Aneh! Sebagai balita baik hati, aku harus pasang badan dan melindungi mamaku yang tidak kompeten! "Kita perlu bicara. Sekarang!" Gawat! Bahaya! Bahaya! Mengapa male lead ada di sini? Apa dia tidak puas membuat mamaku jatuh miskin? "Awaaaaaaaaaaaaaa!" Mengapa ranjau darat bertebaran ke mana pun mamaku melangkah? Tolong! Aku hanya ingin hidup tenang! ... atau kulenyapkan saja semua pengganggu?