Penulis: Hua Xia Can Catur
Jenis: Daya Tarik Kostum
Status: Selesai
Pembaruan terakhir: 18 Juli 2022
Bab Terbaru: Bab 111 Akhir teks
pengantar︰
1. Ketika Gu Zhen adalah putra mahkota, dia paling membenci putri mahkotanya yang lemah dan tidak kompeten.
Metodenya selalu keras dan tegas, dan temperamennya yang tersembunyi di bawah penampilan yang hangat juga kejam dan kejam.
Namun putri mahkotanya memiliki temperamen yang lemah, berkelakuan baik, dan lembut.
Bahkan tidak cukup baik untuknya.
Sampai dia naik takhta, dia menghukum keluarga yang keras kepala dengan kekuatan yang menggelegar.
Orang tua Ratu Zhao Yiyi adalah yang pertama menanggung beban.
Sang ratu meminta dirinya untuk tinggal di Istana Jiaofang, tetapi Gu Zhen tidak mengatakan apa-apa tentang hal itu.Untuk
sementara, mantan pasangan itu menjadi orang asing.
Gu Zhen selalu berpikir bahwa waktu sangat lama,
dia juga seorang kaisar, dan dunia memegang kendali, jadi tidak perlu khawatir.
Tetapi kemudian, ketika sang ratu melakukan apa yang diinginkannya dan melahirkan hati sekeras besi,
dia menyadari bahwa sepertinya sudah terlambat.
2. Melihat kaisar yang memohon pengampunan di depannya,
Zhao Yiyi sedikit mengaitkan bibirnya, "Berlutut dan mohon padaku."
Gu Zhen berlutut langsung di depan sofa selir kekaisarannya tanpa ragu-ragu.
Zhao Yiyi memandang kaisar dengan jijik dan mencibir menghina, dia meraih
dagu Gu Zhen dan mencondongkan tubuh dan berkata, "Aku berbohong padamu, apakah kamu benar-benar percaya?" tetapi digeser dengan kejam oleh Zhao Yiyi. Suaranya serak, "Yiyi, berhentilah marah, kita masih sama seperti sebelumnya, oke?" Zhao Yiyi menundukkan kepalanya untuk mengagumi ujung jarinya, dan berkata dengan santai: "Tidak enak." [Panduan Makan] 1.sc, No Harem 2. Ini adalah artikel
Kata kunci pencarian: Protagonis: Zhao Yiyi, Gu Zhen Peran penduk
Sebutan wanita rendahan yang orang lain sematkan padanya tak membuat gadis itu menyesali keputusannya. Awalnya ia berpikir demikian, sampai di mana dirinya bertemu dengan sosoknya yang bagai hutan luas. Memberikan kesan tenang diawal, namun menyesatkan saat terlalu jauh melangkah. Perasaan gelisah menghantui seolah pohon-pohon itu siap menelannya dalam keterpurukan saat tak menemukan jalan pulang. Hanya ada hijau, seperti sorot matanya yang begitu dalam.
Tak sampai di situ, rentetan kejadian tak terduga yang mengubah hidup dan cara pikirnya membuat Widari menyesali pilihannya. Kata 'andai', hanya sebatas kata yang tak bisa tercapai. Kehilangan orang-orang terkasih membuatnya tersadar, kini hidupnya tak lagi berarti. Keegoisan untuk hidup berdasarkan pilihannya sendiri kini ia sesali.
Sosok baru datang. Seorang yang tempat asalnya masih abu-abu, sosok yang tak bisa Widari nilai dengan mudah, punggung lebar yang berdiri di hadapannya, melindunginya tanpa alasan yang jelas, mencoba menerobos masuk tanpa ia beri kesempatan. Hingga akhirnya memilih berakhir, mengakhiri takdir menyedihkan bersamanya dalam keputusasaan dan kehilangan...
____
____
* Mungkin terdapat beberapa kesalahan yang tak disadari oleh penulis
*Semua dalam cerita hanya fiksi semata dan tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli seseorang
____
~JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAK SETELAH MEMBACA, BERUPA VOTE & KOMEN~
-----
Cerita yang saya buat semata-mata hanya untuk dinikmati dan tidak untuk menyinggung pihak manapun. Maaf jika ada salah yang tidak saya sengaja ataupun tidak saya ketahui.
-----
PERINGATAN..!
CERITA YANG SAYA BUAT MURNI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI. JADI TOLONG JANGAN COPY CERITA INI DENGAN ALASAN APAPUN..!
PLAGIAT HARAP MENJAUH..!
___
NOTE : JIKA TIDAK MENYUKAI WATAK KARAKTER DALAM CERITA INI DIPERSILAHKAN UNTUK BERHENTI MEMBACA ATAU MEMBACA CERITA SAYA YANG LAIN.
____
Publikasi:
15-05-2024
____
pictures: AI