Cerita ini tentang perjalanan hidup seorang ibu rumah tangga yang mempunyai anak yang harus bersekolah di sekolah Luar Biasa, bukan karena anak bisu atau buta, tetapi karena anaknya menderita disleksia, Suatu gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, disleksia terjadi pada anak-anak dengan penglihatan dan intelektual normal. Nama ibu rumah tangga tersebut adalah Ranti, dia mempunyai anak laki-laki bernama Putra, Putra sejak bisa berbicara sejak umur 4 tahun, Ranti benar-benar depresi dengan bullian orang-orang tentang anaknya, ada yang mengatakan anaknya tidak bisa berbicara karena tidak pernah di ajak berbicara. Bagaimana mungkin anak yang di jaga 24 jam tidak di ajak bicara? Berbagai cara sudah di tempuh, mulai dari terapi bicara hingga ke psikolog sudah di lalui demi sang buah hati nisa normal seperti anak sebanyanya, sehingga dia hatus menerima kenyataan jika sang buah jati harus bersekolah di Sekolah Luar Biasa. Di tengah-tengah keterpurukan Ranti tentang kenyataan yang harus di terima