Asyaserra Magdalena, putri tunggal Kerajaan Magdalera, hidup dengan kutukan yang tak terlihat oleh dunia, sebuah penyakit misterius yang memaksanya meminum darah untuk bertahan hidup. Kehidupannya yang megah di istana selalu diselimuti rahasia kelam, tersembunyi di balik senyum lembut dan tatapan penuh martabat. Pada suatu hari, saat ia berkunjung ke pasar rakyat, hiruk-pikuk perdagangan seketika terhenti. Para pedagang dan pembeli berhenti dari aktivitas mereka, bergegas untuk bertemu dan memberikan penghormatan kepada sang Tuan Putri. Pasar yang biasanya riuh berubah menjadi lautan keheningan penuh kekaguman. "Permata kita ... Permata Magdalera. Yang Mulia, Tuan Putri Asya." Namun, di tengah keramaian yang membeku, ada satu sosok yang tetap bergeming. Seorang pria asing, seorang pandai besi yang bekerja dengan sikap acuh, terus memalu besinya tanpa mengangkat pandangan. Sikapnya yang dingin dan ketidakpeduliannya terhadap kehadiran sang putri menciptakan sebuah tanda tanya yang menggantung di udara. "... Siapa dia?" Rasa penasaran itu dibatasi peraturan kerajaan: "Rakyat biasa diharamkan menyentuh tubuh anggota kerajaan dan para bangsawan."All Rights Reserved
1 part