Ribuan kata telah terucap, segala doa serta harapan, galaksi mungkin merangkum semua bagaikan indah dari setiap ucapan entah puji syukur atau pun keluh kesah. Kerap kali ia lelah namun selalu berhasil di gagalkan oleh takdir, tertampar keadaan sampai akhirnya berjalan adalah jalan satu-satunya. Di antara banyaknya bintang, bahkan bulan pun terlihat tampak indah, mengapa satu orbit planet mampu meluluh lantahkan hatimu dan membolak balikan telapak tanganmu dengan mudah, tidak sampai situ, bahkan air mata bahagia dan kesedihan pun tidak mampu lagi terbaca, tak mampu lagi terlihat atau tak mampu lagi di rasakan, sebenarnya ia ini terlalu buta atau memang terlanjur jatuh ke jurang paling dalam dan tak mampu lagi untuk merangkak naik kepuncak atau sebenarnya ia mau namun hatinya menolak dengan keras. Kita tau bahwa tuhan yang mampu berubah setiap hati manusia, ia percaya bahwa jika tuhan masih memberinya hati dengan penuh perasaan dan tak mampu menolak segala gejolak di hati bahkan setiap debarannya pun bagaikan aliran setrum yang bukan lagi sakit terasa, melainkan gelitikan kecil yang mampu membuatnya tersenyum dan bahkan tertawa geli, entah menertawakan diri sendiri atau memang tertawa karena keinginannya sendiri. "Kalau tuhan mampu memberikan ini semua, mengapa aku harus takut menerimanya? Jika pahit maka beri sedikit buliran gula yang manis, bahkan sekali pun terasa hambar kau harus bisa menakar sesuatu kedalamnya agar mampu memunculkan rasa yang sebenarnya ada namun tidak terasa." "Amara kau terlalu naif." "Jika ia, maka keadaan ini mungkin bisa mendewasakan ku, bukan kah begitu seharusnya? Kita mampu menjadi dewasa dengan melaluinya semampu dan dengan segala yang sudah kita perjuangkan, jika gagal maka lakukan lagi dengan lebih baik, sampai menemukan sesuatu yang kita cari selama ini."