..... "Kamu ngira aku suka beneran sama dia? Edgar! Dengerin aku! Dari dulu sampai sekarang aku nggak ada rasa sama dia!" balas Elena dengan suara mantap. "Dan kamu kira orangnya baik? Dia cuma bocah yang kalah dari lawannya. Dulunya ketua geng, suka bunuh orang. Sekarang? Cuma bocah yang sakit-sakitan." Kedua tanganku mengepal kuat, tatapanku dengan lawan bicara Elena bertemu. Namun, dari ekspresi wajahnya sepertinya dia sama sekali belum mengenaliku. Mungkin dia hanya tau rumor tentangku, dan belum bertemu denganku langsung. "Jujur Elena, aku belum pernah bertemu dengannya. Tapi kata Elvio dia orangnya baik, kok. Apa perkataanmu itu benar? Elvio nggak pernah cerita sama aku." "Elvio? Dia itu kakaknya. Wajar saja dia membela adiknya sendiri. Membangga-banggakan adiknya sendiri." Aku tak percaya dengan ucapan Elena. Setega itukah dia dengan diriku? Dirinya yang ramah, lembut, dan penyayang hanyalah topeng yang menutupi kebusukan hatinya? Tapi kenapa Elena? "Lantas kenapa kamu menerima menjadi pacarnya jika kamu nggak menyukainya?" "Aku? Ya jelaslah, aku cuma kasihan sama dia. Tiap hari dibully sama bocah-bocah ingusan. Please, Edgar! Percaya sama aku. Jika aku nggak ngelakuin ini semua, bisa-bisa dia terpuruk terus pikirannya nggak jernih. Aku nggak mau dia berbuat nekad. Aku paling nggak suka sama orang yang putus asa." .... Tapi aku paling suka sama orang berbohong dengan hatinya sendiri. Karena bisa saja itu melukai hati orang lain, dua kali lipat! ..... Judul : Pesan Terakhir Penulis : Novianti Status : On-going Tanggal : 17 Agustus 2022