Malam itu Shaka baru kembali dari rumah sakit, hari ini jadwalnya padat. Ia begitu lelah, ia butuh istirahat sekarang. Saat melewati jembatan yang berada tak jauh dari rumah sakit Shaka tak sengaja melihat seorang perempuan berdiri di teralis besi pembatas jembatan, meneriakkan sesuatu dan kondisi dirinya kacau. Shaka buru-buru menepi, ia pikir perempuan itu ingin bunuh diri, Shaka harus mencegahnya! "Mbak jangan lompat! Hidup memang sulit tapi mati bukan pilihan terbaik!" perempuan itu menoleh, wajahnya sembab, riasannya hancur. Ia menatap Shaka dari ujung kepala hingga ujung kaki kemudian ia turun dari tempatnya berdiri tadi lalu berjalan menghampirinya. Shaka menghela napas, nampaknya ia menurut. "Mas ganteng banget, mau nggak jadi pacar saya?" Shaka terbengong, apa ini? ____________________________________________ Disclaimer Semua yang ada di cerita ini adalah fiksi, aku tidak mencontek dari manapun. Kalau ada kemiripan dari cerita lain itu cuma kebetulan aja, aku dapat ide dan terinspirasi dari banyak hal. Mungkin akan banyak kata-kata kasar, mohon maaf ya.
23 parts