[BIASAKAN MENINGGALKAN JEJAK] Wanita yang biasa tampak agung dengan balutan busana mahal serta sebuah mahkota dipuncak kepalanya kini terlihat tak berdaya di hadapan kokangan pedang mengkilap yang siap menebas lehernya hingga putus. Senyum sumir yang biasa selalu ia tampilkan dihadapan para rakyat kini tak lebih hanya untuk menutupi luka yang bersembunyi dibalik tatapan sang wanita. "Apakah ada yang ingin Anda sampaikan untuk terakhir kalinya?" tanya seorang wanita lain yang tidak lain adalah Ibu Suri Haisha, disamping wanita itu ada selir Lee Bona, yang sepertinya akan segera diangkat menjadi Ratu menggantikan Ratu yang lama. Cha Bona menatap dengan sendu ke tengah alun-alun, turut berduka atas apa yang menimpa mantan Ratu Xiao jira, meskipun wanita itu hampir saja membunuhnya, tapi tetap saja ia masih selamat sementara wanita yang pernah menjadi nomor satu Kerajaan itu, kini tentu saja tidak akan pernah bisa melarikan diri dari kematian yang sebentar lagi akan menimpanya. Tapi sayang sekali semua yang ia tampilkan dipermukaan itu hanya topeng, menarik simpati orang-orang adalah tujuannnya, jika saja seseorang bisa lebih jeli pasti bisa dilihat ada seringai tertahan yang bertengger disudut-sudut bibir wanita itu. "Aku ingin, Rajalah yang mengeksekusiku." Semua orang terkesiap, tidak menyangka bahwa dari banyaknya permintaan terakhir yang bisa ia minta, mantan ratu kerajaan Hanzhi itu justru malah memilih hal yang semacam ini. "Bukankah hari ini sangat cerah yang mulia?" Tangan sang Raja terkepal kuat. "Hari yang sangat pas untuk merayakan sebuah pesta kemenangan__" Rahang pria itu mengeras. "__karena pada akhirnya kau dan selir itu akan bersatu dan aku tidak akan lagi menjadi penghalang untuk kalian, sebab nyawaku akan segera dicabut oleh yang Mu__" Ctass.... . . . Love