Nalar Gaduh ✓
  • Reads 4,613
  • Votes 116
  • Parts 100
  • Reads 4,613
  • Votes 116
  • Parts 100
Complete, First published Aug 09, 2022
Jujur saja aku muak menuliskan aksara yang tak berujung.

Setiap kali aksara ini terangkai, setiap itu pula ada darah yang menetes; tak akan bisa dilihat oleh siapapun.

Tapi harus kemana lagi aku tuangkan, darah Atma yang kerap kali mengalir deras saat belati mu mencabik tanpa izin?

Aku tak tahu lagi kemana..

Nalar ku gaduh, aku ingin melampiaskan.

#1- puisi Indonesia (31/12/24)
#1- puisi Indonesia (21/7/24)
#1- arunika (16/4/24)
#1- temaram (13/6/23)
#1- bicara (9/6/23)
#1- samsara (9/8/23)
#1- berbicara (13/8/22)
#1- temaram (13/8/22)
#1- nalar (14/8/22)
#1- tulisan (20/8/22)
#1- bicara (30/8/22)
#1- swastamita (5/9/22)
#1- Bicara (11/9/22)
#1- Retorika (11/9/22)
#2- puisi Indonesia (30/12/23)
#2- arunika (15/4/24)
#5- puisi Indonesia (24/10/23)


Born: 9-8-22
End  : 9-9-22

©2022
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Nalar Gaduh ✓ to your library and receive updates
or
#675puisi
Content Guidelines
You may also like
Aksara Tak Bertuan  by cahayakamila24
19 parts Ongoing
Di sini, tak semua kata harus rapi, tak semua rasa harus dijelaskan. Aksara Tak Bertuan adalah kumpulan puisi yang menggambarkan segala yang terbuang, tersembunyi, dan terlupakan, dari luka yang memar, cinta yang tak pernah cukup, hingga amarah yang membakar jiwa. Di antara harapan yang terkikis, ada kejujuran yang sulit diungkapkan, korupsi yang merusak keadilan, dan sindiran tentang dunia politik yang kadang lebih mirip drama sinetron daripada kenyataan. 🎭 Dari ketidakpastian hingga kebenaran yang terlupakan, Aksara Tak Bertuan menyajikan sebuah kekacauan yang justru memberi kebebasan. Di sini, tidak ada yang terlalu lurus, tak ada yang terlalu indah, hanya kata yang menari liar, bebas dari aturan dan batas. Catatan penting: Jangan dijiplak, ya. Nanti aksaranya ngamuk, lompat dari kertas, terus nendang-nendang inspirasimu! 😜✨ Berkaryalah dengan hati, biar karyamu punya nyawa sendiri, bukan cuma bayangan dari karya orang lain. Kalau gagal? Nggak apa-apa, yang penting nggak nyontek! 💪 Disclaimer: Puisi ini random banget, tergantung isi hati, pemikiran, dan mood penulis. Jadi, kalau tiba-tiba ada puisi galau di tengah-tengah puisi yang lucu, jangan kaget! Penulisnya kadang nulis sambil merenung, kadang sambil ngemil mie instan. Hasilnya? Ya begini, aksara rasa bumbu spesial, dan ya... Kadang ada keresahan penulis soal dunia. Kadang ada tentang cinta, kadang ada tentang harga cabai naik, kadang juga ada tentang pemilu yang bikin pusing. 🤷‍♀️ Penulisnya bebas banget Kalau lagi galau, puisinya nangis. Kalau lagi lapar, puisinya ngomongin keadilan sosial buat semua perut! 🍜✊ Warning: Puisi ini isinya sangat berat, jadi yang baca jangan baperan, ya. Kalau tiba-tiba galau atau tersinggung, itu artinya puisinya kena di hati kamu. Jangan salahin penulisnya, salahin perasaanmu sendiri! 😜❤️ Apalagi kalau udah berbau agama atau politik, hati-hati kalau tiba-tiba merasa disindir. Ingat, ini puisi, bukan kode keras buat hidup kamu! 😉✨
You may also like
Slide 1 of 10
Meridia the guardian of the tree of life (SEGERA TERBIT)  cover
Aksara Tak Bertuan  cover
The Magic School [END] cover
Goresan Pena cover
Black Hawk [The End] cover
အချစ်၏ဟန်ပန်-𝑻𝒉𝒆 𝑺𝒕𝒚𝒍𝒆 𝑶𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆(Complete) cover
Peri Senja [END] cover
MELODI PUISIKU (On Going)  cover
ZEMA : Zombie's War [UPDATE SETIAP HARI] cover
Vampire Ex-Girlfriend cover

Meridia the guardian of the tree of life (SEGERA TERBIT)

20 parts Ongoing

Versi cetak lebih tersusun dan rapi alurnya, beda dengan disini, alurnya beda, dari awal hingga akhir. Ratu Glasya,sang Ratu kegelapan melakukan segala cara untuk mendapatkan pohon kehidupan peri. Pohon pelindung sekaligus kekuatan seluruh Peri. Meridia harus menjaga pohon kehidupan agar tumbuh lebih cepat. Petualangan mencari cara untuk mengalahkan Ratu kegelapan terus berlanjut,hingga Meridia bertemu dengan lelaki tampan bernama Orion. Bersama-sama melawan Ratu Glasya dan melindungi Pohon Kehidupan. Mampu kah Meridia mengalahkan Ratu Glasya,sang Ratu Kegelapan?