Luka, sebagai si melankonis pria. Mencintai apapun tentang segala jenis diksi, setiap bait dan sajak yang pernah di kecap oleh raganya, menari di antara ilusi yang diyakini tak akan pernah datang mengolok-olok lukisan mimpi, yang telah dirangkai olehnya.
Cerita sebagai dia, dan sebagian kecil hatinya yang tak tertata. Siapa kira? Setiap wanita katanya selalu tertawa pura-pura bahagia terkadang melupakan frasa indah tak terduga, menari dalam orkestra dengan cerita yang berbeda beda.
Untuk luka, semua sama dimatanya.
Wanita dan pria tetap bisa berpura-pura bahagia, keduanya juga kapan saja bisa datang sebagai peran si pendosa
Yang meninggalkan, yang membohongi, serta yang pergi dan tak pernah kembali
Bagi luka, semuanya hanyalah sebuah drama