Azalea menyukai Garvi, tapi Garvi tidak. Azalea menyayangi Garvi, tapi Garvi tidak. Azalea mencintai Garvi, tapi Garvi tidak. Miris. Segala macam upaya telah Azalea lakukan demi mendapatkan sedikit saja perhatian dari Garvi. Namun na'as semuanya hanya angan belaka. Bahkan kehadirannya pun seolah tak kasat mata yang tidak bisa dilihat oleh kedua mata Garvi. Azalea tahu ini salah karena dirinya terlalu memaksakan kehendak, padahal Azalea juga tahu bahwa bukan berarti setiap perasaan harus mendapatkan balasan. Beberapa orang rela mengikhlaskan orang terkasihnya, dan beberapa orang memilih bertahan terluka seperti dirinya. Azalea tahu bahwa dirinya bodoh, tapi bukankah setiap manusia akan bodoh terhadap cinta?