"Tunggu Lea bunda!" "Enggak sayang, bunda harus pergi" Anak kecil berambut panjang itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menangis sesegukan. "Jangan tinggalin Lea bunda! Lea mohon, Lea mau ikut bunda pergi" Wanita paruh baya itu berjongkok lalu tersenyum,"gak bisa sayang, kamu disini aja jagain ayah sama adik kamu yah, bunda pergi" suaranya terdengar samar-samar, dikarenakan hujan deras disertai guntur dan kilat diluar. Perempuan yang sangat mirip dengan gadis itu pun akhirnya benar-benar pergi setelah meninggalkan pelukan dan kecupan singkat untuk anak sulungnya. "BUNDA! JANGAN TINGGALIN LEA!?" teriaknya walaupun orang yang dipanggil tidak akan berbalik dan memeluk untuk yang terakhir kali sebelum kegelapan menghampirinya. "Hahh!hahh!" Lagi. Mimpi buruk itu lagi. Sudah kesekian kalinya mimpi itu datang menghampiri malam tidurnya. Ia lelah,sangat lelah bahkan. Kenapa setiap kali ia ingin melupakannya mimpi itu selalu datang mengingatkannya pada kejadian malam itu? Kepalanya mulai sakit, ia meremasnya dengan kuat. Tak berselang lama, pintu bercat hitam itu diketuk seseorang. Gadis itu menoleh lalu menghela napas gusar, tak ayal juga turun untuk membuka pintu. "Monyet eh monyet! astagfirullahalazim Lea! Gue pikir hantu goblok! " Baru saja membuka pintu,gadis itu sudah disembur dengan siraman liur yang sangat bau dan lengket tentunya. Bagaimana tidak?Gadis itu sekarang sudah seperti nenek lampir. Rambut acak-acakan,bundar mata hitam bak panda, dan piyama yang sangat kusut. Laki-laki yang mengetuk pintu itu heran,apakah gadis itu tidur dengan berjoget atau apa? Gadis yang dipanggil Lea itu reflek menutup matanya. Dan mengusap wajahnya dengan tak ikhlas. Hidungnya kembang kempis, pertanda beberapa detik kemudian akan terjadi perang dunia ketiga. Cowok yang berdiri didepannya pun yang tahu akan hal itu, dengan sigap berlari kabur. Tak mau terkena patah tulang karena masih pagi.