Tapaknya selalu terluka. Setiap hari tertancap duri, berdarah, lalu akhirnya meninggalkan bekas. Selalu begitu, sebab jalan yang setiap harinya dia lewati, bagai padang luas yang sekelilingnya dipenuhi oleh benda-benda tajam. Mengoyak langkahnya hingga habis tak bersisa. Sampai... "Dasar cengeng." Devano datang dan membawanya lari. "Hidup itu tentang pilihan Dara. Dan memutuskan untuk menjadi berani adalah satu-satunya hal yang harus lo lakukan saat ini. Taman penuh bunga ada banyak, dan dari sekian tempat, kenapa tujuan lo justru rumah yang penuh dengan duri?"