SEBAGIAN BESAR SUDAH DIHAPUS. HANYA TERSISA 3 BAB. [The Capital #2] Chirping Town atau ChirTo-salah satu departemen aktif di perusahaan jasa eksklusif bernama The Capital. Namun, berbeda dari departemen lain yang memiliki ribuan klien, ChirTo merupakan salah satu unit layanan kecil yang jarang dibicarakan. Bahkan di bagan resmi perusahaan The Capital pun, nama Chirping Town hanya dimasukkan ke dalam "other services" yang menandakan ketidakpopuleran departemen itu. Chirping Town memiliki layanan khusus yang bergerak di bidang Professional Audience Member alias jasa penonton bayaran. Seperti nama departemennya, tugas mereka adalah membuat kicauan dan menciptakan keramaian sesuai dengan permintaan klien. Namun, tugas yang dimiliki ChirTo tidak sesederhana bersorak sorai atau bertepuk tangan seperti penonton di acara-acara televisi. Mereka harus benar-benar mampu meningkatkan pamor sang klien dengan menyembunyikan fakta bahwa mereka adalah crowd yang dibayar. Berbagai macam trik akan mereka lakukan demi menuntaskan tugas dengan sempurna. "Gawat, Bu Bos masuk rumah sakit, Guys! Keracunan makanan!" "Hah? Gimana bisa?" "Kemarin Bos dinner sama Pak Bos sebelah dan habis itu muntah-muntah." "Gila! Bos kita diracun sama Bos sebelah?" "It seems so. Jahat banget sumpah. Meski mereka musuh bebuyutan, tapi masa sampai ngeracunin-" "Fitnah teroooos! Lo nggak tahu apa Bos gue juga lagi terkapar di RS gara-gara makan bareng Bos lo!" "Nggak usah ikutan nyamber, deh. Gue nggak ngomong sama tim lo!" "Ya, suara lo jangan kenceng-kenceng Maimunah, yang punya ruangan ini bukan tim lo doang!" Pertengkaran, adu mulut, dan persaingan antar pekerja adalah peristiwa yang lumrah terjadi di ChirTo. Namun, bagaimana jika departemen itu terjebak dalam sebuah situasi yang mengharuskan mereka untuk menurunkan ego dan bekerja sama dengan lawan? *** "Everyone, listen to me carefully. ChirTo hanya butuh satu kepala untuk memimpin dan-" "Dan satu kepala itu gue." "Shut up. Lo ngerusak orasi gue!"