Jika hari itu Jakarta tak diguyur hujan, Larasati mungkin tak tau arti kata pulang dalam kamus bahasa seorang Mahardika.
"Bagi saya, pulang itu hanya dituju pada rumah. Dulu saya yakin, rumah saya adalah kamu.
Lalu seiring waktu, rasanya saya tidak lagi dapat mengerti.
Kenapa tempat yang kita telusuri kini mulai berbeda? "
"Jika kamu minta hari ini, saya tak akan ragu untuk memperlihatkan rumah yang selama ini sudah saya persiapkan untuk mu. Untuk Saya dan Larasati!
Tapi kalau kali ini lagi dan lagi, kamu melepaskan genggaman tangan saya untuk menuntunmu pada tempat yang saya janjikan.
saya bisa lakukan apa lagi Lara? "
"Karna pulang bagi saya adalah menuju rumah, dan rumah saya itu kamu. Lalu saat kamu tak sudi menempati rumah yang saya berikan, apa saya masih punya tempat untuk pulang? "
----Jogjakarta
dari Potret Lensa Mahardika
GUYSSS VOTE DONGG 😭😭😭
cerita ini versi cool boy yang panjang ya guysss
Be wise
lapak 21+
Gavin Wijaya adalah seseorang yang sangat tertutup, orang-orang bahkan menganggap dia adalah anak yang ansos. Gavin merupakan satu-satunya pewaris keluarga Wijaya. Ia menjadi kesayangan kakeknya.
Meskipun Gavin kesayangan kakeknya tapi Papanya tetap mendidik dia dengan keras sehingga tumbuh dengan sifat otoriternya dan menjadi seorang yang tidak tersentuh. Papanya selalu menuntut dia menjadi nomor 1, hal ini menyebabkan Gavin menjadi tertutup dan terobsesi menjadi top pertama.
Aneska Aliaskim, perempuan pertama yang berani mengajak Gavin berbicara meskipun hal itu adalah demi tugas.
link di bio
****
Guys cerita ini memiliki konflik ringan ya, tapi ml nya memang agak memiliki sifat yang jelek. Kalian bisa menilai sendiri, Gavin termasuk Greenflag atau Redflag?