"Apa yang kamu lakukan disitu?! Jika kamu jatuh kamu bisa mati! Turunlah!" Ribelle tidak bergeming. "Menjauh lah, aku memang mau mati." Ribelle terlihat sangat kacau, kenangan Gibran semasa kecil seketika muncul hingga telinganya berdenging. Gibran mencoba mengendalikan diri. "Turunlah, setiap masalah pasti ada solusinya. Kamu tidak harus mengakhiri hidup hanya karena kamu merasa masalah itu terlalu berat. Kamu pasti.." "Pergilah kamu tidak perlu ikut campur urusanku. Aku memang ingin mati, anggap saja kamu tidak pernah melihat ini. Lagi pula kamu bukan siapa-siapa bagiku, aku hanya ingin yang menyelamatkanku saat ini adalah orang terdekatku." Ujar Ribelle dengan tatapan lurus dan nada yang menyiratkan keputusasaan. "JADILAH MILIKKU!" Kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Gibran. "Mulai saat ini dan seterusnya aku akan selalu menemani kamu apapun yang terjadi." Ujar Gibran. "Seperti masa kecil kita dulu. Jadilah seperti Ribelle-ku yang dulu. Turunlah, Ribelle!" Lanjutnya. Ribelle melihat ke arah Gibran, kenangannya semasa kecil mulai terlintas kembali di ingatannya, tanpa sadar air mata meluruh melalui pipinya begitu saja "Jadilah milikku, Ribelle."
1 part