Ainun Nisail Mahya, abdi ndalem yang ketahuan memendam rasa pada Gus Ibnu Al Fariz Zuhury. Ketika perasaannya berbalas dan Gus itu ingin melamarnya, cinta mereka terhalang oleh restu orang tua. Parahnya lagi, Ainun kemudian dihadapkan pada dua pilihan, patuh dalam ketaatan keluarga kyai yang telah membesarkannya, atau memperjuangkan cinta dengan risiko kehilangan segalanya. Pada akhirnya, Ainun menyadari sabar paling berat bukanlah sabar dalam menghadapi musibah, melainkan sabar dalam ketaatan. Musibah membuat seseorang tidak lagi memiliki pilihan selain menerima, sedang dalam ketaatan sering kali terdapat banyak pilihan, dan di situlah seberapa besar keikhlasan hati seseorang diuji. "Jadi, seberapa bisa kamu mengikhlaskan hati untuk sebuah pengabdian diri? Bisakah kamu mengikhlaskan cinta untuk kebaikan orang-orang yang kamu sayangi?" © Nai, 17 Maret 2021
7 parts