Kini aku msh terus ngisap² burung Pak Suroso dan juga Pak Rahman. Tapi gak lg dgn Pak Hasibuan. Beberapa bulan kemudian, msh di sekitaran lokasi itu juga, aku lg melintas dgn sepeda motor Satria F biruku, aku meliat ada Bpk² kencing ditepi jln, di sebuah semak ilalang.
Aku gak bs liat wajahnya karna membelakangi jln. Tapi yg jls udah 50-an tuh. Rambutnya udah agak putih². Akupun memutar motorku 10 mtr ke dpn dan balik arah meliatnya. Kuliatlah wajah dia dr samping. "Ya Owloh, ganteng banget!", ucapku pelan. Akupun melambatkan motorku.
Akupun berhenti dan nekat memutar lagi dan menepi mendekati ke arahnya. Diapun menoleh ke kanan melihat ke aku. Dia msh sibuk megangi batangnya yg ngeluarkan air deras itu. "Maaf, Pak. Mengganggu bentar!", kataku. Aku mau nompang cuci tangan, Pak!", ucapku sambil mendekat.
Akupun berdiri tepat di sampingnya mandangi burungnya. Gak mau buang wkt lama², takut kencingnya keburu habis, aku lgsg mengarahkan kedua tanganku ke bawah pancuran airnya. "Cuci tangan dulu, Pak!", kataku. Dia keheranan meliat tingkah anehku. Dia sedikit bergeser ke blkg.
⚠️Yang suka sama cerita langsung entot beres, jangan masuk lapak ini!⚠️
(21+)
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda!
⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️
⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange, baper, sedih, kecewa, gregetan, sekaligus kesal!⚠️
Dosa di tanggung sendiri.